Hidup berharga dengan berkarya. "Mau apa jika tidak menulis?".
Semoga bermanfaat atas rangkuman 'Kisah' dan selingan 'Piweling' yang lumayan terawat ini
Sedang
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
-
Sedang banyak dateline
Sedang mentanskrip tulisan (buku)
Sedang berhadapan dengan orang banyak
Sedang berhadapan dengan keberanian diri
Sekaligus, sedang berhadapan dengan kebalikan semua itu
Tentang Buku Judul: Petunjuk Hidup Tenteram dan Bahagia (Terjemahan dari How To Stop Worriying and Start Living ) Penulis: Dale Carnegie Tebal: 448 halaman Cetakan: Cetakan terbaru, ke-10, Mei 2024 Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Dok. Pribadi Sinopsis Siapapun yang menyukai buku dengan genre self improvement, akan merasakan candu ketika membaca buku yang berjudul “Petunjuk Hidup Tenteram dan Bahagia” karya Dale Carnegie. Buku ini sangat cocok untuk dibaca dengan unhurriedly mode (pelan-pelan). Sebab buku ini benar-benar mendampingi pembaca menganalisis rasa sedih dan berakhir mengenali diri sendiri. Buku ini memiliki judul asli “How To Stop Worrying And Start Living” telah dicetak ke dalam 27 bahasa, di antaranya Spanyol, Turki, Prancis, Portugis, Jerman, Swedia, termasuk Indonesia. Di Indonesia melalui Gramedia Pustaka Utama, buku ini dapat tersebar luas dan bisa menjangkau pembaca di seluruh pelosok negeri. Semoga! Di dalam buku ini terdapat sepuluh bagian anak judul yang dirangku...
Saat aku nderes (mengulang hafalan-membaca) Al-Qur'an, aku tidak sengaja membuka halaman depan. Bacaanku terhenti lantaran aku membaca Deskripsi Mushaf Khadijah. "Loh baru ngeh sekarang", responku seketika. Disitu tertulis beberapa poin, di antaranya adalah tematik ayat yang menjelaskan tentang fiqih wanita dan dilengkapi dengan kisah Khadijah.ra. Petunjuk yang tidak sengaja kubaca ini membuatku di 'aha' situasi. Aku langsung membuka lembaran mushaf yang bertanda merah blok, lalu aku membaca ayatnya lanjut artinya. Aku senang sekali saat membaca ayat-ayat tentang perempuan, relasi suami-istri, secara tidak langsung mengungkap tentang keluarga. Aku merasa dimudahkan. 'Aha' situasi ini mengingatkanku pada pendidikan terakhirku kemarin, Pendidikan Kader Ulama Perempuan. Hari-hari perkuliahan dipenuhi dengan mata kuliah yang berkaitan dengan isu perempuan, lebih khusus kesetaraan gender yang dibahas dari ayat-ayat Al-Qur'an. Ini menjadi seru karena sela...
Semacam doa tahun baru 2025, sederhananya seperti merayakan momen yang penuh dengan harapan baik. Mengesampingkan limitasi tersebut, harapan baik adalah fase yang terus dilalui setiap pribadi, khususnya diriku sendiri. Beraninya diriku membatasi tahun ini untuk lebih mengenali diri sendiri. Padahal mengenali diri sendiri adalah proses seumur hidup. Limitasi ini, aku utarakan sebagai menghargai waktu. Raditya Dika di podcastnya yang menceritakan 40 resolusi di tahun 2025, salah satunya "menghadirkan waktu", aku lupa redaksi tepatnya. "Kalau kita adakan waktu 2 menit, maka waktu itu ada. Contohnya kita sediakan waktu 2 menit untuk nulis, maka akan muncul tulisan di waktu (yang hanya) 2 menit itu", ini udah campur sama kalimatku, tapi maknanya kurang lebih sama. Dalem banget sih makna kalimat ini menurutku. Menghadirkan tahun 2025, aku mengadakan waktu satu tahun itu untuk mengenali diri sendiri. "Kalau 2024 resolusiku rajin ke dokter (poli) gigi, 2025 resolu...
Komentar
Posting Komentar