Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

edisi kisah

Gambar
Ketika Allah yang Berbicara Tidak selamanya niat baik selalu mulus dalam mewujudkannya. Aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, jika itu harus melawan keinginan orang tua. Sekian lama, aku merengek di hadapan orang tua untuk di pesantren. Awalnya, aku sama sekali tidak ada keinginan untuk mengenyam pendidikan di pesantren. Mungkin sekarang ini, aku baru mendapat ilham atau apalah, semacam itu. Akan tetapi ibu menolak permintaanku, sedangkan bapak tidak berkata sepatah katapun, beliau lebih baik diam. Aku juga tidak habis pikir, kenapa niat yang menurutku baik ini, malah tidak ada respon yang mendukung.               “Kenapa ibu tidak membolehkanku untuk mondok? Kan ibu pernah bilang, kalo pingin punya anak yang nyantri.”, desakku               “Bukannya ibu tidak merestui atau tidak suka. Tapi... (ibu terdiam dan menyembunyikan wajah yang terlihat sedih).               “Ibu merasa kesepian, kakakmu sudah kuliah, bapak juga kerjanya tidak tetap dirumah aja. Siapa yang

cerpenku

REMBULAN DI UFUK BARAT OLEH: Atssania Zahroh                 Sujiwo anak pertama dari tujuh bersaudara. Otomatis sebagai anak pertama harus memikirkan masa depan adik-adiknya. Namun, hidup begitu kejam, ayah sudah meninggalkannya sejak kecil. Ibunya lah yang banting tulang mencari nafkah untuk ketujuh anaknya. Sujiwo tidak patah semangat, dia punya mimpi tinggi, dia tidak mau hanya diam dirumah. Dia harus kuliah dan kerja mapan. Rasanya begitu suram masa depan jika melulu tinggal didesa.                 “Bu, Jiwo ijin ke kota. Jiwo akan kuliah sambil kerja”, pinta Jiwo pada ibunya “Sudah kamu pikirkan betul-betul? Ibu ga punya apa-apa nak. Tidak ada pesangon yang ibu berikan”, ucap ibu “Ibu tenang saja. Jiwo ga minta ko, Bu. Saya punya tabungan. Jiwo mau Ibu pake buat kebutuhan sebulan kedepan”, Jiwo meyakinkan “ibu percaya sama kamu, Wo. Ibu Cuma bisa mendoakan”, balas Ibu dengan senyum hangat                 Kehidupan kota lebih keras. Tidak ada kebenaran diantara