Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Pesan WA (WhatsApp) dari Baba

Gambar
Aku mencoba menulis ulang apa yang disampaikan oleh Gus Umam (Baba, begitu panggilan dari santri-santri beliau). Beliau menyampaikan suatu kisah seorang Kiai dalam mendidik anaknya. Baba mengirim pesan (kisah) lewat WhatsApp grup alumni, hanya saja dalam Bahasa Jawa. Aku paham apa isi dari teks tersebut, karena aku Gadis Jawa, hehe. Mungkin ulasan berikut, bisa lebih dipahami secara umum dengan Bahasa Indonesia. Pesan yang tertulis adalah, kisah dari Kiai Haji Masduqi Mahfudz. Beliau dianugerahi Allah putra putri soleh solehah. Salah satunya, seorang putra yang bernama KH. A. Sampton Masduqi. Cerita Kiai Sampton dahulu, setelah lulus SMP dan memutuskan mondok. Kisah yang luar biasa, yang bisa diteladani Bapak-Ibu, atau calon Bapak-Ibu, anak yang masih nyantri, dan atau orang tua terhadap anak pada umumya dalam mendidik atau menyampaikan suatu pelajaran (nilai kehidupan). Ada beberapa kejadian yang menjadikan Kiai Sampton selalu bertanya. Kejadian seputar mondok, selama beli

Hati Menulis: Ehh.. Gambarnya Manis

Gambar
  Semenjak satu tahun ini (2018/2019), Aku terlanjur sibuk dengan tangan dan lisanku. Bukan (sibuk) untuk menggoreskan tinta pena, atau mengetik lalu mempresentasikan hasil karyaku. Tapi untuk membuktikan apa yang bisa Aku lakukan. Dan Aku rindu menulis seperti sedia kala, Aku menulis ketika menjadi redaktur yang bisa meliput kegiatan (event) , lalu Aku merangkum kegiatan itu dalam tulisan, dan suatu kepuasan jika bisa di- post di website . (18 Jan 2019) Membuka kembali, enam bulan kemudian.. (19 Jul 2019) Terkadang Aku tak percaya dengan diriku sendiri. Hanya mencari kambing hitam saja ketika Aku tidak bisa menggoreskan rasa dengan tinta pena atau dalam teks (ketik). Paragraf pertama itu, menyatakan apa yang Aku rasakan dahulu, rasa penyesalan yang tidak menuai tindakan. Benar-benar, Aku melulu dalam rasa dan tidak mampu untuk menuangkan dalam kata, sekedar untuk diam, duduk, menulis ataupun mengetik. Tapi hanya sepenggal-sepenggal saja Aku mencoba menuliskan setiap rasa. Ha

‘Mengabdi’, Janjiku Pertama Kali

Gambar
            Tidak ada yang beda dengan sowanku sebelumnya dengan sowan kali ini. Seperti biasa, mengunjungi pondok terlebih meminta doa restu Umi’, Mama, dan Umma. Namun kali ini bertepatan dengan bulan Ramadhan. Ya, itu saja bedanya. Aku, Firda, Umi, dan Anis, berempat berkunjung ke pondok dan tidak menginap. Padahal pinta Umi’, menginap. Tapi kita berani bilang ‘tidak’, hanya karena acara buka bersama kelas. Tapi mau bagaimana, itu (buka bersama) sama halnya janji yang sudah diungkapkan dan harus ditepati.  Aku, Mama, Umi', Umay, Firda Setelah selesai sowan kita pamit pulang. Ada satu pesan,             “Kalau ke pondok, tidak usah bawa-bawa ya (membawa buah tangan). Kesini, ya kesini saja. Tidak usah iuran untuk beli barang bawaan. Biasanya juga nginep” jelas Umi’             “Nggih Umi’, hehe,” jawab kita berempat.             Jika ada Ramadhan, InsyaAllah berjumpa dengan Syawal (Lebaran). Aku dan teman-teman, tidak lain Firda & Umi. Bertiga wae dah .