Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

Arti Pertemuan

Gambar
Bangun pagi, seperti hari biasa dalam fase ini. Berat, begitu dalam imajinasi saya. Tapi bagaimanapun saya harus tetap melek melihat langit, bukti kalau saya masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri atau setidaknya bertahan mensyukuri setiap hela nafas yang cuma-cuma dari Tuhan. Hari ini, hari yang kunanti. Hari dimana saya bisa keluar pesantren karena ada agenda bersama para alumni. Sayang seribu sayang, lagi dan lagi karena kecerobohan saya dalam membaca. Saya mendapatkan pesan WA yang saya buka seketika pesan masuk. Namun kebiasaan jelek saya, langsung klik scroll yang menuju pesan terakhir. "Ahad ini saya ada agenda", pesan dari ketua. Ternyata maksud dari pesan itu adalah "di Minggu ini saya ada agendanya", ditambah pesan berikutnya yang tidak terlihat oleh kedua mata saya, "Saya berangkat hari Sabtu". Cetho welo-welo, jelas sejelas-jelasnya. Intinya, saya keciri (salah pemahaman). Saya sudah mandi pagi, siap, wangi, tinggal berangkat. Eh, BATAL

Washilah Melalui Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Serta Perantara Buya Kamba

Gambar
Saya ingin menyapa. Menyapa teman sejawat yang pernah kuliah di jurusan Tasawuf dan Psikoterapi, atau teman sekelas saya (tidak lain jurusan yang sudah saya sebut, mereka adalah AMP2), atau yang pernah merasakan duduk di bangku kuliah dengan KRS jurusan tersebut. Oh iya, Tasawuf dan Psikoterapi UIN Sunan Gunung Djati khususnya. Tapi saya juga menyapa yang lain, yang lebih luas, siapapun yang pernah ngangsu kaweruh kepada Buya M.N Kamba. Siapapun, yang mengenal, pernah melihat, atau yang tidak kenal juga tidak masalah. Kalian rindu Buya? Kalian ingin bertemu kembali dengan Buya? Kalian gagal bertemu Buya? Saya memukul rata jawaban yang akan saya dapat. IYA, jawaban yang tepat. Seringkali, terlebih di saat kondisi saya saat ini, saya mengucap rindu, mengirim bacaan surat al-fatihah saya khususkan kepada beliau, Buya. Saya sedang dalam aktivitas pengabdian. Saya fokus dan telah memutuskan untuk mengabdi di pesantren asal. Pengabdian yang telah saya rencanakan, walau tidak mau lebih awal m

Pagi, Kamis 3 Desember 2020

Gambar
Meluangkan waktu.. Kabar di pagi hari ini menjadikan niat saya untuk menulis terealisasikan. Dalam seminggu ini banyak hal yang ingin saya catat karena itu penting dan membuat saya harus berhati-hati sekaligus berkesan di hati. Toples kaca, memang cantik tapi mudah rapuh. Definisi yang cukup mewakili barang berharga itu. Barang berharga bagi Umik. "Jangan sampai pecah atau hancur. Umik akan duka (marah)", pesan putri Umik. Sepanjang proses mencuci, salawat saya tiada putus. Teringat ketika ada cerita yang membuat roti, selalu mengucap istighfar. Banyak aktivitas yang sekiranya cukup saya katakan tanpa penjelasan. Merapihkan barang dapur, memasak dengan wajan yang harus dipanaskan dulu tanpa dikasih minyak agar tidak lengket, membersihkan kamar yang sekalinya dituntun sama Umik, ada beberapa alumni (Mba Zun dan Mba Nisa) dan mengucap bahwa nanti saya akan gabung di sekolah, ada Mba Muna yang memberi undangan pernikahan, satu lagi undangan datang (pernikahan Ka Syarif dan Mba