Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Tentang Benak dan Pengabulan Allah

Gambar
Dini hari, pukul 3.00 a.m saya sudah berada di tempat berbeda. Jogja menyambut kehadiran saya. Lagi, mesin waktu begitu hebatnya. Mengalihkan saya dari satu tempat ke tempat lainnya, barang beberapa jam. Yang jika dirasakan sekejap saja. "Hendak tidur masih di Jepara, dan bangun tidur sudah di Jogja".  Tanpa bayang atau rencana, Allah sudah menggaris nasib saya untuk menyinggahi Pesantren Krapyak Yogyakarta. "Oh ini jawaban".  Saya PD dengan doa saya yang dikabulkan-Nya.  "Pingin ya Allah ke Krapyak", "Wah, santri saja bisa diajak oleh Bunda", ungkapan yang hadir di waktu saya mondok dulu. Hanya bernasib 10 bulan saya di pondok dan belum ada jawaban itu. Berlalu saja, dan lupa karena banyak isi dari mesin waktu yang Alhamdulillah membuat diri saya tidak kalut dengan apa itu kenangan. Silih berganti dengan hari dan aktivitas lain.  Allah tidak pernah bercanda dengan pengabulan-Nya. Jawaban itu tersedia dan tinggal timing saja. Saya suka dengan

Nikmat Ngabdi #1

Gambar
Hujan deras, suara manusia untuk tingkat ambang normal akan terkalahkan dengan dentuman air yang jatuh di atas esbes. Esbes aula pesantren yang menjadikan suara air jatuh seperti batu yang jatuh menyentuh benda keras pula. Tidakkah terbayang, derasnya? Deras hujan di siang hari, tanpa matahari pastinya, seyogyanya dingin suhu yang dirasa. Namun siang yang penuh guyuran hujan, seperti kemarau, panas, mencekam, tidak nyaman. Suara derasnya air, dinginnya musim hujan tidak berarti apa-apa ketika disitu ada kemarahan dan kekecewaan.  Pertama kali, saya mendapat teguran juga amarah dari Kiyai. Acara yang diselenggarakan di pesantren dengan saya yang sebagai penanggung jawab, pada hari pertama itu kacau.  Acara mundur satu jam, sound system tidak siap, tidak ada koordinasi dengan kang Sound, tidak komunikasi intens dengan pihak inti, Kiyai, Ustadz, Kang, sebelumnya, gladi sebatas kumpul tidak cek semua perlengkapan. Dan kesemua itu diketahui oleh Kiyai yang datang awal. Sebenarnya juga sudah

1 Februari 2021

Aku hendak bingung Bahkan sudah bingung Bingung dengan harap diri   Ingat Aku dibantu dengan harap Lantas aku bangkit Aku punya mimpi Aku buka buku serta memori Aku meraih laptop Aku susun   Stag Berhenti Pesan masuk   Penyangkalan ego Penghapusan ke-aku-an diri Kematian   Sejati Manusia Tidak Mampu   (Setiap kali teringat dan termenung dengan keinginan, seketika terbantahkan dengan kemutlakan. Aku tiada, Allah Mengada). Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billah   [Bangsri, PP. Hasyim Asy’ari]

Selalu

Sebelum Rindu, Adalah Rindu Saat Rindu, Itu Rindu Setelah Rindu, Juga Rindu Duh  Banyak pepatah Jangan mau berurusan dengan Rindu Dr. 'Aidh Al-Qarni, Ambil jarak dengan Rindu Karena Rindu memanggil sendu juga sedu Hati-hati di jalan, 25 menit lagi kamu berangkat:) Al-Fatihah... 18 jam lagi, syukur wal hamdulillah