Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Bersama Ning Mutia (25/9)

Saya diajak keluar Ka Oya. Sebatas muter Bangsri untuk beli jajan Dek Kia, transfer, dan beli sempolan . Saya berkesempatan bonceng beliau, 3 kali keperluan 3 kalu bolak balik keluar pondok. Alhamdulillah hal baru lagi. Saya masih bertanya-tanya, "Apakah iya, tadi saya sens kanan belok kiri?" Tertawa sendiri, saya tidak tahu pasti. Hanya ingat, kalau tadi hendak belok kanan tapi ada yang berusaha nyalip lewat kanan, sehingga terpikirkan kalau mungkin saya belok berkebalikan dengan sens.  Semua keperluan beres. Sempat bolak balik, karena jajan Dek Kia keburu diantar ke Kudus, kalau tunggu transfer, bisa jadi lama. Sehingga pulang antar jajan dulu. Lanjut ke bank, transfer. Tapi, gagal! Balik lagi ke pondok untuk laporan ke Abi (ayah Ka Oya). Lanjut keluar lagi, karena belum jajan (buat Ka Oya sendiri). Pas! Ketika hendak keluar, tamu Baba; Gus Yasin rawuh (tidak asing dengan nama itu, ternyata beliau wakil gubernur Jawa Tengah, sekaligus putra dari Mbah Moen, beliau karib B

Ibu Nyai Be Like!

Hari ini merasakan betapa sakitnya punggung saya. Rasa ini bukan kali pertama, karena kalau saya capek dan sakit, yang paling merasakan derita adalah punggung. Saya tahu dan sadar hal ini sejak Aliyah, dan waktu itu di pondok. Sebenarnya bisa saja sebelumnya, tapi kebetulan yang saya ingat adalah ketika mengungkapkan ke Umay, di malam hari sebelum tidur. Dari saat itu dia sering meledek saya, "Orang tua, mau merebahkan punggungnya. Ngeluruske geger ", candanya. Rasa sakit itu sampai sekarang masih dirasa. Setiap kali banyak aktivitas, dan lelah, siap siap merasakan tebal, panas, sakit di punggung. Tau kah kalian, apa penawarnya? Saya hanya ingin berbagi. Resep manjurnya adalah tidur, keluar rumah (ruangan), bertemu orang baru, minum air putih, kurang lebih itu obat yang siap sedia . Jika langkah-langkah nyata di atas berhasil, salah satu indikatornya adalah bahagia, dan saya bisa mengisahkan ulang dalam tulisan.. hihi . Dan memang tidak selalu demikian, tidur lalu bangun de

Sosok Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak

Gambar
Diawali dengan pertanyaan, Seberapa penting peran ayah dalam pengasuhan dan perkembangan anak? Ayah di dalam keluarga memiliki peran penting, jelas diketahui adalah pendukung finansial atau sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah. Peran yang nampak tidak berhubungan atau bersosialisasi langsung dengan anak. Karena sering berada di luar rumah, kurang mengerti bagaimana tingkah atau perubahan yang terjadi pada anak. Apakah seorang ayah demikian, tidak ada perhatian atau interaksi langsung dengan anak? Kapan waktu yang tepat antara ayah dan anak, untuk terjalin hubungan emosional? Pertanyaan itu bisa dibingkai dalam istilah fathering . Pengasuhan oleh ayah atau peran ayah, merupakan uraian singkat dari istilah fathering . Perlu diketahui dan diyakini, bahwa peran ayah pada perkembangan anak adalah sama penting dan utama dengan ibu. Ketika menyebut parenting (pengasuhan orang tua), berarti kedua orang tua. Bukan seperti kabar yang banyak bermunculan, jika pengasuhan anak lebih condong

Celetukan

 "Saya pingin pulang. Tapi ga dapat ijin dari pengasuh pondok. Saya greget banget. Tapi saya tidak sampe nangis", ucap saya beruntun. "Ya engga lah mba, udah gede. Masa nangis", ucap Mala, teman satu pondok saya yang mencoba menanggapi ekspresi saya. Jawaban atau respon teman saya itu yang membuat tersadar. Saya terpantik dengan kata itu. "Oh, saya sudah besar ya", ucap dalam batin saya. Lagi! Terucap dari mulut Mala, "Beneran mba, sudah 23 tahun?", tanya dia santai. Percakapan ringan pun singkat. Seperti teguran atau peringatan. Bahwa saya sudah melewati sebagian fase, perjalanan hidup saya. Di umur 23 tahun, yang banyak sekali tanggung jawab, mau tidak mau menjadi diri yang lebih paham pada diri, berlaku apa, bagaimana, untuk siapa. Saya sudah bergabung dengan teman-teman pondok, 'ndalem' begitu saya sebut mereka. Dari ucapan di atas, teringat bahwa teman-teman saya jauh di bawah saya (dalam umur). Semoga saja, mereka bisa tahu mana yan

Jawaban

Gambar
Dulu saya pernah cerita kan? Terkait LKBM. Ketika awal sowan, saya diberitahu Mama untuk ikut serta dalam pembentukan komunitas yang peduli dengan anak yang berkebutuhan khusus. Baru satu minggu saya di pondok. Sudah gusar akan hal tersebut. Dalam arti, 'saya harus berbuat apa'. Tapi, saya mendapat pesan dari ibu, pun teman, bersabarlah sebentar dan tanpa harus bertanya-tanya. Benar, kuasa Allah. Allah punya waktu tersendiri. Dan hari ini, 12 September, saya dipertemukan dengan jawaban itu. Saya saat ini di dua bulan pengabdian, saya diutus nderekaken Mama. Kali ini adalah pertemuan pertama dari pembentukan komunitas ini. Alhamdulillah ilmu baru, tapi ada rasa ilmu yang berkelanjutan, dan ilmu lama datang/diulang kembali. Terimakasih Mama, Bapak Darmawan (psikolog Jepara). Komunitas ini mengingatkan saya pada home visit di mata kuliah inovasi psikoterapi 2 dan bimbingan konseling 2. Ke rumah ibu Ai, dan saya parah lupa nama anaknya.  Niki Remen, Brownie & Coffe Owner  By

Pengabdian Gokil

Gambar
Hari Pengantin 10 September, saya menjalani hari-hari di pondok. Mengisi hari dengan apa yang bisa dilakukan, atau hal yang diperintahkan. Termasuk menjadi model untuk di rias Ning pondok. Saya hanya punya pilihan menyetujui. Ning pondok saya sedang mengikuti kursus atau kelas make-up . Sehingga terjadilah hari, dimana saya laiknya pengantin. Mulai dari jam 1 siang sampai jam 4 sore, prosesi make-up itu baru beres. Selama make-up saya hanya diam, tertawa di dalam hati, dan campur aduk dalam pikir. "Gokil juga hari-hari saya, random, dan ada saja hal baru." Cukup dinikmati, sesekali teringat teman yang juga mengabdi. "Seperti ini juga kah?" , tanya pada diri sendiri. Pasti berbeda jawaban. Sehingga semakin, "Oh ya sudah, dijalanin saja" , akhir dari percakapan diri.  Bersama Ning dan putrinya. Saya di foto sekaligus video. "Jangan ada apa-apa. Saya tidak lebih dari budak", saya mengulang-ngulang kalimat itu. Kadang sesekali rungsing dengan sen

Buku: Pendamping Diri yang Setia

Kebahagiaan bisa didapat saat menyempatkan diri untuk membaca. Dalam buku La Tahzan karya 'Aidh Al-Qarni, Al Jahizh mengatakan bahwa membaca dan mengkaji akan menghapus kesedihan.  "Buku menjadi teman duduk yang tidak akan memuji diri kita secara berlebihan, sahabat yang tidak akan menipu, dan tidak akan membuat bosan. Dia adalah teman yang sangat toleran, tidak mengusirku, tetangga yang tidak menyakiti, teman yang tidak memaksa diri kita untuk berkorban, tidak memperlakukan kita dengan tipu daya, dan tidak berbuat kebohongan." Saya beserta pengalaman membaca Saya ternyata suka membaca bisa dikatakan sejak MI. Buku pertama yang saya baca adalah Kisah 25 Nabi dan Si Kancil. Membaca berlanjut di waktu SMP. Saya suka baca, karena ke perpustakaan. Perpustakaan SMP ademnya , kaya surga. (Perumpamaan lah ya. Suka sekali. Tanpa tapi). Pengalaman membaca, berlanjut di Aliyah, suka juga ke perpus. Tapi saya disitu sudah mengenal perpustakaan daerah. Dan saya lebih suka perpus dae

Ada Suatu Waktu

Setiap orang memiliki masa dan kesibukan di dalamnya yang berbeda-beda. Ada yang sibuk sekali, tapi tidak membutuhkan daya ingat atau (mohon maaf) dengan otot saja, ada pula yang melibatkan persiapan terlebih dahulu, seperti hafalan. Diantara keduanya tidak ada yang lebih unggul, atau rendah. Semua punya titik kesulitan masing-masing, yang terkadang menjadikan enggan untuk melakukan kesibukan (rutinitas) tersebut. Pagi ini, banyak yang ada dipikiran. Tapi tidak banyak pekerjaan juga, namun saya belum bisa mengatur dengan baik. Saya memutuskan untuk diam. Tidak melaksanakan rutinitas, dan saya sengaja demikian. Kurang lebih ada tiga agenda dalam setiap harinya, mungkin sampai beberapa hari kedepan, tidak selamanya. Entah, saya butuh rehat. Untuk menuliskan isi dalam pikiran terlebih dahulu.  Ketika pagi, saya menyimak ngaji, selepas itu saya setoran, dilanjut membersihkan kamar, lalu persiapan untuk setoran malam. Semua butuh persiapan kecuali bersih-bersih kamar. Iya! Itu tanggung jawa

Ambang Keberanian

Ketika sudah suci dari hadas, maka aktivitas normal dimulai. Semenjak pukul 4.00 A.m  sampai saat ini. Tapi pagi ini sudah menegangkan. Biasanya tegang karena akan setoran, akan tetapi ini beda. Saya nyimak santri yang mukim di saat pandemi ini. Allah mengatur setiap plotnya indah, runtut. Ada saatnya saya mengalami keadaan ini. Memulai, dan menterjemahkan setiap usaha (pengabdian). Saya menyimak, karena ditinggal Umik beberapa hari kedepan. Saya tidak tahu pasti. Sehingga saya diserahi santri yang biasanya setor atau takror kepada beliau. Ada yang lebih deg-degan. Saya bimbang, dan harus mengambil keputusan. Setiap pagi, Umik yang membangunkan santri putra. Dengan duding  tebal yang dipukul-pukulkan ke satir. Tapi ketika beliau tidak ada. Saya yang membangunkan. Syahdan, baru kali pertama. BINGUNG, EWUH, SENDIRI. Saya menuju ke asrama putra, sebenarnya pantas atau tidak. Saya juga memikirkan hal itu. Saya putri, ada rasa bahwa itu bukan ranah saya. Tapi jika saya tidak melakukan, men

How To Create 'Self Love'? (Bagaimana Mencintai Diri)

Gambar
Masih dengan mencintai diri. Bagaimana sih mencintai diri yang tepat? Mari kenali aspek Self Love. Dari situ, kita akan tahu bagaimana welas asih  (sayang) pada diri kita.  Ada empat aspek yang membangun Self Love .  1. Self awareness Artinya kesadaran terhadap diri sendiri. Kesadaran diri akan sudut pandang atau pikiran diri terhadap suatu hal. Dari kesadaran diri, maka seseorang bisa memutuskan hal yang terbaik untuk dirinya. Sehingga terhindar dari rasa penyesalan, namun mendapatkan kenyamanan untuk diri. Arti peduli terhadap diri sendiri, adalah mengetahui diri dalam menanggapi setiap kejadian, misalkan konflik. Sehingga bagaimana diri dalam mencari solusi, pengambilan keputusan yang tepat untuk dirinya, tidak membuat tambah celaka. 2. Self worth Menjadi berharga. Berharga disini adalah meyakini. Diri sendiri sejak lahir sudah menjadi istimewa. Tidak perlu melakukan apapun, mencapai target tertentu, bangkit dari keterpurukan, diri sudah tentu BERHARGA.  3. Self esteem Self worth

Tangis

Gambar
Bangun pagi, menuju aktivitas rutin. Menuju kamar Umik Zah untuk merapikan kasur dan seisi kamar Umik. Alhamdulillah wa syukurillah, memiliki kesempatan itu. Terkadang mensyukurinya perlu diingatkan oleh orang lain. Seperti kata Misbah, santri PBSB yang masih studi. "Kapan lagi mbak, punya kesempatan "nderekaken" Umik", tuturnya lewat pesan WA yang pada waktu itu saling curcol tentang pengabdian. Saya tertegun, dan membenarkan, berusaha mengundang kesadaran saya. Betapa harus bersyukur yang tiada terkira. Alhamdulillah , sekarang sudah terbiasa dan sadar dengan apa itu pengabdian. Tapi, tidak melulu mengulang atau menggunakan kata 'pengabdian'. Melainkan, ini memang bagian dari hidup saya, kehidupan saya yang tidak mungkin dilewat.  Bersih-bersih pagi itu rasanya campur aduk. "Kamu tahu Abah Achyar?" , tanya Umik. Saya tahu, Abah Achyar, beliau adalah guru, ulama, kiyai, panutan, santri Hasyim Asy'ari. Beliau tepat di tanggal 5 September ha

Cuit Tweet: Do'a Yang Dirintis

Gambar
Salam Sapa, Semanis Gendhis (Bahasa Jawa, yang berarti Gula) Barang siapa yang menyimak tweet Gadis Jawa (masih dengan nama akun @AtssaniaZ ), ada selewat cuitan tentang harapan. Harapan seputar konten yang akan mengisi blog 'inigadisjawa'. Konten yang semoga berisi. Doa yang dirintis: Tweet kala itu, Dari tema besar family, journalis, traveler in will-being bound . Tema besar yang menurun menjadi tiga sub; self, mind, and acceptance . Singkat cerita, sedang diproses dan belajar dalam sajian tulisan mini. Dimulai dengan Self Love Self Love memiliki arti sederhana 'Mencintai Diri'. Namun mencintai diri tidak sekedar membuat diri lebih indah, berharga secara lahir. Misalkan berpakaian serta bersolek yang mewah, memenuhi keinginan diri namun tidak utuh (utuh: lahir pun batin). Self Love memiliki makna yang agung; mencintai diri, beserta menghargai, dan memaafkan diri. Disini ada banyak aspek. Sebelum membahas lanjut, perlu diketahui kenapa Self Love itu penting? Hal

Hari Asyuro'

  "Kalian kalau tidak di rumah, berarti dimanapun kalian menetap disitu kamu ikut aturan di dalamnya. Termasuk di sini, di pesantren. Kalian bersedia dipimpin oleh pengasuh pesantren. Salah satunya, arahan/perintah untuk puasa Asyuro'", tutur Umik. Semua terdiam mendengar pitutur Umik. Sekilas tentang puasa Asyuro'. Dahulu pada masa Nabi. Nabi Muhammad sedang mengunjungi kota Madinah. Kota yang biasanya ramai, namun pada saat itu (tepat di 10 Muharram/Suro) sangat sepi. Seorang sahabat menceritakan kepada Nabi. "Wahai Nabi, hari ini 10 Muharram semua penduduk sedang puasa", ucap sahabat. Sedangkan pada saat itu, penduduk yang sedang mukim adalah Yahudi. Para Yahudi sedang berpuasa. Maka Nabi mengatakan: "Terlebih jika umat Islam. Lebih utama untuk berpuasa." Akan tetapi, Nabi Muhammad memberikan sebuah perintah; untuk membedakan Muslim dan Yahudi, muslim berpuasa di tanggal 9 dan 10 Muharram (Tasua dan Asyuro'). Selain penjelasan Umik tent

Rabu (26 Agustus 2020)

 26 Agustus 2020 Saya kembali pada keabadian untuk saat ini. Ternyata yang membuat senang (lega) adalah tertunaikan tanggung jawab. Sedikitnya, Insyaallah diri tahu atau bisa merasakan itu. Saya mengabdi, nderekaken Umik dan saya tanggung jawab atas niat dan jadwal untuk setor dan nderes .  Tanggal 27 Agustus, saya banyak menghabiskan waktu di kamar Umik. Kabar yang kurang mengenakkan adalah, Umik gerah (sakit).