Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Sebuah Refleksi Film: A Taxi Driver

Gambar
Sumber: WowKeren.com Film dirilis tahun 2017 ini menggunakan latar di Korea Selatan. Film yang mengisahkan pemberontakan dalam suatu kota, namun tidak diketahui dunia, hanya sebatas kerusuhan kota. Padahal yang terjadi sebenarnya adalah kejahatan kemanusiaan, pembunuhan kaum tertindas. Dahsyat.! Semua media tidak dapat mengakses secara langsung. Hanya media lokal saja yang mengetahui kejadian asli, namun dengan komunisnya melarang untuk disalurkan kepada media nasional negara tersebut, apalagi internasional. Hanspeter. Salah satu aktor yang menjadi penyempurna film A Taxi Driver. Peter seorang wartawan yang berasal dari Jerman. Utusan Jepang untuk mengangkat kasus sebenarnya; pemberontakan Gwang Ju. Tidak kalah inti, adalah peran Kim So Bok (nama samaran); Supir Taxi Seoul. Berawal dari Peter yang berangkat dari Jepang, menuju Gwang Ju (Korea Selatan). Perjalanan yang tidak disengaja, yaitu bersama taxi yang tidak dipesan sebelumnya; Supir Taxi Seoul. Awal mula itulah yang m

Jika ini surat, Maka terimalah !

Random Jika buntal dalam pikiran, Maka utarakan Jika belum mampu, Maka cukup menunggu Ramadhan Aku merasa biasa saja Antara terbiasa dengan hal baik, atau seringnya dengan hal buruk sampai mati rasa dengan keistimewaan ini Padahal tidak tahu sama sekali baik-buruk Berkabar Disini baik-baik saja Masih hilir mudik orang menunaikan zakat Bincang hari kemenangan Hiruk pikuk paceklik tidak terasa dengan suka citanya Cukup Terima lebih dari cukup Sampaikan jika belum cukup

Abominable (Karena Kelangkaan dan Keistimewaan Yeti, Orang Lain Tidak Perlu Tau)

Gambar
Yi, bravo uwo Cerita lucu, karena wujud aktor-aktris (pemerannya) Touching, karena latar belakang kisahnya Inspiring, karena petualangannya Setiap sesi ada pesannya, setiap gerak ada ‘greng-nya’ Yi, Jin, Peng, dan Everest (Yeti, sebangsa hewan; beruang/makhluk penghuni Mount Everest )             Yi, anak remaja atau gadis yaa, hehey; sangat disayang ayahnya, begitupun dia sangat menyayangi ayahnya. Sayang, ayahnya sudah meninggalkannya terlebih dahulu. Sehari-harinya, hanya bersama Mom dan Nai-nai (nenek). Dia sangat berambisi untuk mengunjungi beberapa tempat yang dulu ingin   dikunjungi ayahnya, tapi belum terwujud. Dia menyimpan baik setiap foto tempat yang ingin dikunjungi ayahnya, bersama peninggalan biola (kesayangan ayahnya). Dia, bertekad memenuhi semua harapan ayahnya.             Setiap hari, Yi kerja apapun (freelance), mulai dari pelayan resto, servis listrik, dan banyak hal. Semua yang dilakukannya itu tidak diketahui ibu dan neneknya. Yi

Malam 27 Ramadhan 1441 H (ini) ...

Gambar
Loc: Kudus (Shoot Nokia 3) Yang banyak diperbincangkan umat muslim—malam lailatul qadr , sebagai salah satu tanggal ganjil sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan (1441 H). Ada seorang gadis yang duduk manis dengan raut wajah lesu. “Apakah tidak merasakan nikmat malam 27 Ramadhan ini”, gumam langit. Gadis itu sedang tidak tarawih, dan tidak bisa puasa. Hal lumrah yang sedang dialami, yaitu siklus mens pada perempuan. Hanya saja si gadis menyayangkan keadaannya. “Kenapa ketika malam istimewa seperti ini, Aku tidak mampu untuk bercumbu dengan-Mu Ya Allah”, hanya sesal sementara dalam lisan. Sebagian kaum awam ada yang sependapat dengan si gadis, menyayangkan puasa yang tinggal di ujung waktu menuju kemenangan. Namun, ada tamu dari Allah datang. Sesal tidak mengapa, akan tetapi penerimaan jauh luar biasa. “Beribadah tidak hanya disimbolkan atau diwujudkan dengan memegang mushhaf yang berisikan laa yamassuhuu illal muthahharuun, “Tidak dapat memegang kecuali dalam kedaa

Lagi

Malam 24 Ramadhan 1441 H Menangis si gadis Gara-gara keras kepalanya yang pernah dan selalu ada dalam dirinya Ini bukan yang pertama kali Sewajarnya bukan? Lekas bertemu

Mahasiswa yang Sedang dan Pasca Menjalani Skripsi

Judul diatas menggambarkan suatu kata, “Revisi”. Sewajarnya, mahasiswa melakukan revisi setelah sidang. Ada yang bilang, “Karena tidak ada yang sempurna”. Namun juga tidak jarang yang tanpa revisi. “Alhamdulillah”. Revisi didapat saat sidang atau ujian, dan mau tidak mau harus diselesaikan/ditunaikan setelah sidang. Sehingga bisa tuntas, “tanggung jawab pribadi mahasiswa”. Apa saja sih yang termasuk dalam revisi? 1. Abstrak . Mungkin ada yang belum tau format abstrak, seperti penulis, hihi. Ya! Ada lima paragraf, yang tiap paragrafnya adalah kategorisasi. Paragraf pertama , latar belakang atau masalah yang diangkat. Paragraf kedua , tujuan penelitian atau bisa dimasukkan (penjelasan singkat) rumusan masalah. Paragraf ketiga , metode apa yang diambil peneliti. Paragraf keempat , adalah hasil penelitian. Yang terakhir, paragraf kelima —kesimpulan. Ingat! Perbedaan hasil dan kesimpulan. Hasil adalah dari penelitian murni, sedangkan kesimpulan adalah dari diri peneliti dalam memandang

Pertanyaan yang Familiar dalam Sidang Skripsi

Para mahasiswa tercintah, pernah merasa pertanyaan sidang skripsi hanya begitu-begitu saja? Eits, begitu-begitu saja gimana (?) Semua butuh berpikir keras untuk menjawab pertanyaan dosen yang tak terpikir sebelumnya. Tapi penulis hanya sharing , berdasarkan pengalaman, yang baru saeutik (sedikit). Sebelum menjadi skripsi yang tuntas, dan dinyatakan lulus, penelitian mahasiswa diuji ketika ujian proposal (pre-test) dan ujian munaqosyah (post-test). Mungkin ini hanya sebatas opini, tak mengapa. Barangkali bisa jadi referensi hihi... 1. Apa latar belakang dari penulisan skripsi anda? Pertanyaan yang pertama dilontarkan. Acap kali, dosen memberi kalimat tanya demikian. Jadi, penting sekali poin pertama ini, karena menjadi awal dari penulisan dan akan membawa penulisan selanjutnya. Dari dosen, senior dan penulis meyakini, jika latar belakang sudah mantap dan dikuasai, insyaAllah langkah selanjutnya mudah. Dari penulis sendiri, menulis latar belakang memiliki waktu yang terlama dari

Tipe Dosen Semester Akhir

Penulis mencoba menulis apa yang pernah dirasa dan ditemui. Terkhusus momen semester akhir, yang mata kuliah hanya 4, disitu ada yang disebut KKN, PPM, Ujian Proposal, Ujian Komprehensif, dan Ujian Munaqosyah. Jika berbicara dosen di kalangan mahasiswa, adalah hal yang wajar. Namun yang ingin dibagi oleh penulis, adalah Dosen yang menanggung jawabi KKN sampai dengan Ujian Munaqosyah. Atau disebut penulis, Tipe-tipe Dosen Semester Akhir. Yuk, Simak Tipe Dosen berikut: Selow Semisal, di masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) . Mahasiswa menyebutnya DPL. Penulis lupa kepanjangannya, mungkin, Dosen (bla bla) Lapangan. Pertemuan kelompok penulis dan DPL hanya sekali sebelum keberangkatan KKN. Ketika KKN, DPL berkunjung 3 kali (tanpa mengintimidasi, (terdapat) yang demikian-mengintimidasi dari cerita mahasiswa lain. Ditanya mulai dari keaktifan dan progress program). Di masa akhir KKN, yang terberat adalah pengumpulan laporan. DPL kelompok penulis, memberi waktu untuk mengerjakan, setelah jatuh

Apasih yang Bisa dibuat Pelajaran dari Sidang (Online) Lalu?

Gambar
Sidang munaqosyah atau sidang skripsi tahun 2020 sedikit berbeda. Sidang yang biasanya memunculkan sensasi deg-deg(an) gara-gara harus presentasi dan bertanggung jawab atas tulisannya dihadapan penguji secara langsung. Tapi tahun 2020 adalah tahun bersejarah, khususnya yang dialami penulis atau mahasiswa lain, yang mungkin senasib. Saat ini, “Serba Online”, termasuk Sidang Skripsi. Fenomena ini terbingkai apik dalam galeri Covid-19 yang singgah di Indonesia. Banyak hal yang ‘sepertinya’ berubah di saat pandemi seperti ini (teman-teman mungkin sudah dengan pengalamannya masing-masing)... Sidang online, tetap ada rasa deg-degan, dan menyiapkan segalanya dengan matang. Awalnya, berpikiran, ‘lebih santai’. Tapi tidak dengan mahasiswa yang diuji dengan dosen killer dan analitis. Sehingga tingkat keseriusan belajar sekalipun sidang online tetap harus on air. Selain itu, tidak terbayang momen seperti ini dilakukan di rumah. Ibuk, Bapak, Mbah, Lik, Adik, Mbak, melihatnya. Ujian atau sida