Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Sabtu Belajar (Bab Salat Jumat dalam Kitab Fathul Mu'in)

Gambar
Syarat sah salat Jumat yang sudah awam diperdengarkan salah satunya adalah jumlah jamaah sebanyak 40 orang. Namun, diantara keawaman tersebut, ada ta'bir lain yang dibahas oleh Gus Baha pada suatu kesempatan pengajian. Disuratkan dalam kitab Fathul Mu'in halaman 40. "Salat jamaah boleh ditunaikan dengan jamaah kurang dari 40". Sebelum menjelaskan lebih rinci, ungkapan yang saya ingat dari lisan Gus Baha, "Saya kecewa sekali dengan ulama yang selalu mengulang syarat salat Jumat adalah jumlah orangnya 40. Terkadang menghukumi tidak sah salat Jumat, bahkan tidak jadi menunaikan salat Jumat karena masyarakat yang berkumpul untuk salat Jumat tidak mencapai 40". Ulama atau santri yang demikian menandakan ngajinya belum tuntas. فتح المعين: صحف ٤٠ Keadaan salat Jumat kurang dari 40, tentu dibahas dan memiliki sebab tertentu. Jika suatu daerah terpencil yang penduduk sekitar masjid tidak mencapai 40, maka diperbolehkan untuk tetap menggelar salat Jumat walau jamaahny

Sakit

Tahun 2021, sudah hampir ditutup. Saat ini sudah di penghujung bulan. Tepat hari ini, 18 Desember 2021. Sebentar lagi, tinggal menghitung hari, kita sudah membuka lembar baru di tahun 2022.  Tentu, dalam satu tahun kebelakang tumpukan cerita sudah kita timbun. Rasanya ingin mendiamkan tumpukan itu, tapi takut busuk. Atau, ingin menyibak aroma wangi dari celah timbunan; namun tak kunjung kita temukan. Begitulah antara busuk dan wangi sudah lebur. Kita rasanya tak mampu untuk memastikan dengan benar diantara salah satunya. Hai, kalian? Apa kabar tahun 2021-mu? Apakah diliputi sumringah, dipenuhi raut muram durja, atau hilang arah? Ah, dirimu tak bersuara... Hal yang saya ingat betul, pun tidak ada yang betul tunggal. Banyak hal yang telah terjadi, anggap saja kabar yang beredar di jagad maya. Tidak ada media yang tidak memberitakan. Tidak ada channel yang tidak mengupas tuntas. Tidak ada jajaran aparatur negara yang tidak ikut-ikutan. Tidak ada rakyat kecil yang tidak turut merasakan. Su

Penandatanganan MoU antara BPMI dan LPDP untuk program PKU-PKUP

  https://pku.istiqlal.or.id/berita/detail/bpmi-dan-lpdp-tandatangani-mou-pendidikan-kader-ulama--pku--dan-pku-perempuan.html

Kabar

Gambar
Kabar datang, tanpa aba-aba Orang terdekat sakit Orang tua masuk rumah sakit Di seberang, lahar dingin sudah membanjiri pemukiman Berita sudah menyebar ke seluruh pelosok negeri Eh, Kelahiran, pernikahan, kematian Bergulir tanpa jeda Anak sekolah, pemuda kuliah, orang-orang mencari nafkah Mahasiswa lulus kuliah Mahasiswa kembali ke kampus untuk kuliah dengan jenjang lebih tinggi Terus, berlanjut... Malam kemarin, saya di atas kasur bersama Ibu Malam itu, menantikan kabar esok hari Hari ini,  Saya masih terjaga bersama beberapa santri Saya telah menyimak kabar yang saya nantikan hari kemarin Disponsori Bluder Brison Pasuruan Kàbar yang disimak sedari pagi, dan muncul ketika petang sekarang ini

Kuncup Bunga (Sebuah Izin Ibu Nyai untuk Khodim yang Punya Mimpi Belajar S2)

Apa kabar saat ini? Tetap baik-baik saja bukan? Masih dalam perasaan yang sama? Ah... Dalam diri saya saat ini, ada timbul semangat baru. Saya telah mendapat izin untuk mencoba mendaftar beasiswa untuk lanjut S2. Senang bukan kepayang tentunya. Saya ingat, waktu awal bulan Januari 2021. Waktu itu sudah dibuka pendaftaran beasiswa santri untuk program magister maupun doktoral. Beasiswa yang sudah familiar di telinga saya juga kalangan awam. Yaitu, beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) di bawah Kementerian Keuangan RI.  Waktu itu, beasiswa santri terhitung baru. Kali pertama diselenggarakan setelah ada launching peresmian dari Kementerian Agama. Benar saja, beasiswa santri adalah kerjasama dari Kementerian Agama dan Kementerian Keuangan. Kenapa disebut beasiswa santri? Karena terobosan program beasiswa tersebut memudahkan para santri terutama lulusan mahasantri PBSB tingkat strata 1 menuju jenjang selanjutnya. Dalam benak saya, ada harapan juga doa agar bisa mencoba kesempat

Muehehe 3 Nov '21

Kangen.. hehe (Normal dibaca 1 menit) "Dikutip dari gaya Caknun.com" Nuansa CSSMoRA masih lekat di pribadi saya. Tapi sangat mungkin, jika teman seangkatan atau senasib PBSB mempunyai frekuensi rasa yang sama.  Hari ini, Rabu, 3 November 2021-CSSMoRA UIN Bandung sudah memasuki usia ke-8 tahun. Sudah melewati fase 5 tahun pertama. 5 tahun pertama, adalah tahun penuh tantangan, cobaan, atau masa adaptasi. Sebut saja begitu. Saya juga mengcopy dari ingatan yang pernah diisi oleh ucapan Bu Medina waktu itu. Beliau sedang membaca usia pernikahan di 5 tahun pertama-bukan tahun yang enak, justeru tahun gonjang-ganjing. Usia 8 tahun, tentu sudah melewati masa gonjang-ganjing. Rasa yang lekat, itu masih ada. Entah 8 tahun itu masa pencapaian apa, tidak usah saya kaitkan dengan psikologi atau teori lainnya . (Tuman, wkwk ). Sepertinya cukup, doa di masing-masing anggota CSSMoRA. Doa dari yang masih peduli, doa dari para alumni atau dari dari masing-masing hati. Ternyata itu berat, juga

Meluangkan & Meluaskan Hati

12 Rabiul Awal tahun 2021 menjadi tahun istimewa. Istimewanya adalah 'berbeda' dari sebelum-sebelumnya. Meskipun sudah jalan dua tahun pengabdian. Namun tahun 2021 ini berbeda. Berbeda karena santri sudah di pesantren. Sedangkan tahun lalu, saya fokus menjadi abdi ndalem saja.  Sepotong kisah Bertemu dan membersamai anak-anak bisa dibilang kesempatan yang luar biasa. Luar biasa dapat ilmu baru, cara mengenal mereka, cara bersikap kepada mereka, dan luar biasa ketika menguji hati lantaran ulah yang nyebelin. Anak millenial, mereka yang banyak karya. Mereka sangat memanfaatkan teknologi, dan pandai membuat konten. Mereka juga bukan generasi pendendam. Mereka tidak melakukan atau merasakan apa yang generasi sebelumnya rasakan. "Orang dulu" sangat lekat dengan sejarah. Ketika dulu ada reformasi, dan paceklik, maka orang tua yang dulu mudanya-merasakan itu, sekarang merasa sakit jika mengingat waktu itu kembali. Mereka berjanji untuk tidak mau diperlakukan seperti itu. Ber

Koentji

Koentji Hidup Hindari, Marah-marah dan Sakit Hati(an) Sambi terngiang seseorang yang pernah bilang, Jangan seperti itu, Sama halnya tidak dihargai,  Diakalin   Dan Saya, Masih belum paham, Aneh dengan kata seseorang (itu) [16 Oktober, pukul 1.24 tengah malam, ber-reka dengan nasi] 

Tetapkan Niat pada Satu Tempat

Satu tahun lebih dua bulan... Saya di tempat baru. Baru memiliki maksud, selepas dari masa kuliah dan kelulusan. Jeda lima bulan, Maret-April-Mei-Juni-Juli. Juli belum sampai akhir bulan, Saya memutuskan sudah ke pesantren. Niat segera memenuhi tanggung jawab pengabdian. (Apa terlalu buru-buru ya?). Pertanyaan yang muncul saat, di tengah keputusan yang saya ambil.  Ah, ternyata hari demi hari terlewati. Bohong jika tidak terasa. 'Terasa Pol'. Exactly saya bisa, dan itu dibisakan oleh-Nya.  Saya sudah tidak tahu, dengan penyangkalan seperti apa untuk sirnanya rasa 'ewuh' ini. Yasudah saya mantap, ternyata S2 itu godaan. Dan pengabdian adalah kenyataan. Otomatis godaan itu sifatnya sementara, dan tidak harus dituruti saat-saat ini.  Mungkin saya nulis ini Allah sudah ada rencana lain atas diri saya.  Serba Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billah... Saya ingin, membiarkan semuanya tapi itu bukan wujud dari ketidakpedulian.

Karena Capek

Apa-apa yang tidak baik itu karena capek. Pagi tadi ketahuan saya dapat jatah bulanan. Jadi sementara kegiatan yang sifatnya harus dalam keadaan suci harus diistirahatkan dulu. Yang biasanya saya salat berjamaah, mengikuti wirid wajib, mengawasi mereka santri-santri agar selalu terjaga, juga menjaga perasaan mereka eaa, terkadang menjengkelkan. Saya tidak melewati itu, sementara waktu. Kali ini, saya istirahat. Setelah beberapa hari sebelumnya, hati terasa diuji, hati sering disinggahi dan meninggalkan luka. Tapi beres itu, biasa saja.  (Menarik waktu yang sudah lewat), Sampai kapan mengurus orang-orang yang berbeda-beda, banyak kuantitasnya. Berbicara beragam kebaikan, dengan berbagai tuntutan pula.  Mengapa ya? Selalu berusaha lebih baik? Rasanya itu perlu. Tapi ada mikir juga, "wong ko golek-golek penggawean wae".  Saya menemukan banyak jawaban, berdasarkan pertemuan-pertemuan yang pernah saya lalui dengan orang-orang baru. Mereka bersamaan dengan jawaban, datang silih be

Dewasa Sekarang

Ternyata bisa membuat program, terbiasa, tapi jika sendiri juga loyo ya. Sepertinya butuh satu orang aja, sebagai teman. Buat pertimbangan, dan buat pak pik puk , alias berjuang. Ternyata kebiasaaanku tidak paripurna jika di lain ladang.  Wayahnya mengerti ya, menerima kondisi. Rumus lama. Bahwa tugas kita hanya bertahan, memang betul itu pondasi yang tidak boleh tidak. Toh, tidak disangka nanti ada perubahan yang itu diketunjukkan oleh selain diri sendiri, dan diri ini pun mensyukuri. (Bertahan itu bukan diam, melainkan melawan. Melawan bukan berarti berontak, tapi melalui juga menikmati. Kesemua itu apa sejatinya? Usaha tiada henti. (!) Lagi dan lagi, bisakah disebut passion atau karena tuntutan? Meski loyo dalam penyelenggaraan acara, tapi hanya itu yang patut diusahakan, dalam arti diperbaiki terus menerus. Minimal Istiqomah.  Saya Istiqomah perihal event organizing . Bukan yang terampil, tapi saya berusaha untuk menjadi apik. Percayalah jika kita bisa melakukan apa yang kita mam

Angan yang Ingin Menjadi Angin

Pesan masuk lewat WhatsApp, "Malam kita rapat". As usual, aku selalu semangat ketika ada riungan grup DD. Karena, disitu aku belajar menulis, dan disitu pula aku nyaman. Percakapan yang berisi, membicarakan program dengan aku yang plonga-plongo. Aku tidak pernah turut andil program yang dilaksanakan. Karena keberadaanku dan komunitas sekaligus orang di dalamnya yang penuh dengan hobi yang sama; blogging, terpaut banyak kota dan sudah beda wilayah provinsi. "Meski semangat on, jika kehadiran yang diperlukan. Hanya soul saja itu." (Iya, meng.sad ) Kekecewaan tidak menyempitkan anganku. Anganku yang sangat kuinginkan. "Akhir Agustus ada penutupan agenda tahunan, sekalian laporan pertanggung jawaban", pungkasan virtual yang membuat berbunga nan bungah hatiku. Anganku berubah menjadi ingin, karena rencana untuk singgah bertemu mereka sebentar lagi terwujud. ** Aku paham, keberadaanku di kota sendiri sudah memiliki tanggung jawab. Membuatku sangat sulit untuk pe

Dinginnya Jepara Samadengan Bandung

Akhir-akhir ini Jepara dingin, apalagi malam ini Mandi malam tidak seperti mandi malam lainnya  Shhhhsshhh, wrbubuwrbb Menggigil Dinginnya Jepara, seperti dinginnya Bandung ketika jam 3 pagi Waktu dimana aku sampai di lokasi Bus hanya menurunkanku di bibir jalan Aku disambut senyum hangatnya Malam ini aku larut dengan gemuruh semangat Lupa dengan rasa dingin saat ini Untuk sesiapa yang sederhana dalam rasa Eh, Tepatnya tidak peka rasa, tidak paham rasa Aku berterimakasih dengan apa yang saya tekuni Berterimakasih atas setiap orang baru yang saya temui Aku lupa rasa dingin Tapi tetap saja, saat ini Jepara begitu dingin [Di kamar aku dipingit, selepas riuh, dan beliau yang tidak jenak melihatku dengan android]

Kegentingan Pandemi, Saya pun (hanya mampu) Menulis

Ahad pagi, Masih sama, dengan kebutuhan android-sasi. Menyibak berita di setiap lini masa sosial media. Kabar yang muncul masih sama, Balada Covid-19.  Covid-19 yang bisa merambah ke berbagai sektor masalah. Tayangan pertama yang saya buka, ajakan untuk diri sendiri. Kenapa saya bilang demikian? Karena ajakan untuk tidak mempercayai virus Covid-19 cukup dikonsumsi pribadi.  Tolonglah! Jangan menyebarkan, kalau pandemi itu hal biasa, kasus Covid-19 hanya sedikit, tidak perlu menaati prokes , seperti itu kurang lebih ungkapan akun yang peduli lindungi dari Covid-19.  Jika tidak percaya Covid-19 yang sudah banyak meregang nyawa, cukuplah disimpan dalam hati. Tidakkah sadar dirimu? Jika disebar di lini masa, banyak orang yang membaca. Tau kah apa dampaknya? Abai dengan Covid-19. Dan yang lebih parah, bertambah pula kebencian dan semakin ingin menyebarkan kabar berita yang menyatakan Covidiot.   Bukan hanya sakit fisik? Sakit hati, penyakit hati pula yang ditimbulkan. Bisa-bisanya menyebarl

Bersama Intervensi Anak Disleksia Sejak Dini

Gambar
Kehidupan anak disleksia Disleksia merupakan suatu hambatan atau gangguan belajar spesifik/khusus. Khusus dalam arti; diketahui dari segi bahasa berasal dari (bahasa) Yunani, dys yang berarti kesulitan dan lexis yang berarti kata-kata. Secara sederhana berarti memiliki gangguan dalam (khusus) membaca. Tapi perlu diketahui juga, kalau komorbid disleksia sangat beragam. Sehingga disleksia jika tidak ditangani dengan baik juga akan berpengaruh pada fungsi (eksekutif) anak.  Buku Disleksia yang diterbitkan oleh ADI (Asosiasi Disleksia Indonesia) Sehingga disleksia bukanlah anak yang menyandang atau memiliki keterbatasan yang sampai dicap bodoh dalam kelas, tidak mampu mengikuti pelajaran pada umumnya. Jangan sampai keliru dalam intervensi ya! Gangguan belajar khusus ini disebabkan oleh gangguan psikologis dasar, yaitu disfungsi syaraf pusat, atau gangguan neurologis yang termanifestasikan dalam bentuk atau perilaku nyata. Yaitu, kegagalan dalam pemahaman, gangguan mendengarkan, berbicara

PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), Pernak-pernik Korona oleh Manusia

Apa kabar di Minggu pagi? Masih ada semangat yang bersemayam di dalam diri kalian?  Tanggal 11 Juli 2021 bertepatan 1 Dzulhijjah, menjadi hari ke 9 PPKM Darurat. PPKM yang di putuskan dalam undang-undang termasuk Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2021. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ini menjadi upaya yang ditempuh pemerintah dan segenap masyarakat Indonesia untuk mencegah atau menurunkan angka penularan Covid-19 yang kian hari kian melonjak drastis. Jumlah (pasien) positif covid di Indonesia sebanyak 2.491.006. Pasien sembuh tercatat 2.052.109, dan meninggal sejumlah 65.457 orang. Data ini diperoleh dari situs resmi covid19.go.id  (diupdate terakhir 10/7/2021). Dari data yang selalu di update oleh pemerintah, pernah tercatat kasus lonjakan tertinggi, mencapai 25.000. Kenaikan angka tertinggi terjadi pada tanggal 3 Juli 2021. Adanya kenaikan angka kasus membuat pemerintah mengambil kebijakan PPKM Darurat. Sebelumnya, pemerintah sudah menempuh upaya PPKM be

Malam Jumat

Rasa senang yang tidak bisa dibohongi. Saling bertukar kabar dengan teman, teman yang tersayang.  Malam yang tidak berbeda dengan malam lainnya. Malam yang dimulai dengan tibanya waktu Maghrib. Malam yang jatuh di hari Kamis, sedikit berbeda. Karena malam itu terasa melelahkan juga melegakan selepas ikut kelas inklusi yang saya tekuni saat ini.  Adzan Maghrib selesai, saya masih di dapur. Kali ini saya masak. Memasak untuk teman pondok yang sedang sakit. "Oh, harus begini ya. Ketika ada teman yang membutuhkan, memang harus meluangkan waktu untuk membagi sebagian empati dalam diri ini." Itu kiranya cukup, untuk orang yang mengalami rasa yang tidak enak, panas, capek, sampai air mata juga tidak bisa diam saja.  Saya juga ingin berbagi. Saya bagi cerita saya di grup kesayangan. Grup yang tercipta karena diinginkan tanpa kesadaran sejak awal. Saya mensyukuri itu. Panggilan video saya mulai. Dari ketujuh peserta WAG itu hanya tiga wajah yang tampak, tapi empat nyatanya. Seperti bi

Menyoal Kasus Pemerkosaan (Briptu II dan Bunga)

Gambar
Sore tadi saya mengikuti kelas. Kelas workshop yang sudah rutin saya ikuti semenjak Februari. Banyak sekali ilmu yang dibagi dan sedikit yang saya pahami. Hehe. That's about Dyslexia. Disleksia; Kesulitan Belajar Khusus. Saya tidak akan membahas tentang ilmu baru itu. Karena kelas masih berlanjut. Begitu banyak dan padat materi yang diberikan. Jadi selama kelas ada sesekali rasa bosan. Saya berusaha cari penawar. Entah buka sosmed, minum, makan, sesekali, merem . Heuheu. ** Sore ini, 23 Juni 2021 (Rabu) Di tengah kejenuhan, saya buka tweet. Menemukan tweet dari  toety_ariela  . Akun itu menceritakan kasus di salah satu daerah di Ternate. Kasus Briptu II yang memperkosa remaja dengan nama samaran Bunga. Dokumen dari akun Ka Toety Banyak sekali dukungan untuk Kak Toety yang sejalan dengan #SahkanRUUPKS. Tidak lain tujuannya adalah biar mengurangi atau doa terdalam yaitu memusnahkan kasus pemerkosaan anak remaja, dan sejenisnya. Kronologi singkat kasus pemerkosaan yang terjadi pada ta