Obrolan Bersama Toples Lebaran
Rona hari raya Idul Fitri tampak jelas di daerahku. Mereka, tetangga, sanak famili, orang lewat di jalan depan rumah, entah saya tidak mengenal hilir mudik untuk silaturahmi dan saling melebur maaf satu sama lain. Khusnudzonku mereka semua suka cita menemui saudara atau kerabat yang mungkin saja lama tidak jumpa. "Setahun sekali, kalau tidak lebaran mana sempat", ungkapan yang sering kutangkap. Beberapa waktu lalu, sejak awal Ramadhan sudah santer kabar larangan mudik. Kabar ini, menurutku cukup membuat patah harapan para perantau yang rutinitas pulang setiap lebaran. Namun, ini bukan kali pertama. Tahun ini sudah tahun kedua larangan mudik, semenjak kedatangan Corona. Iya, Corona sudah dua tahun menetap di negeri subur ini. Harap cemas, sedih, menanti menjadi ekspresi keluarga yang di rumah dengan tetap berdoa bisa berkumpul ketika lebaran kelak. Aku tidak cukup merasakan dampak kebijakan larangan mudik itu. Tapi dengan nyawang saja sudah nyesek . "Pusat perbelanjaan