Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Membahas Kombinasi Pengalaman Biologis sekaligus Pengalaman Sosial Perempuan (Respon dari Ngaji KGI Bersama Ibu Nur Rofiah: Kehamilan, Persalinan, Nifas Perspektif Islam)

Gambar
Diawali dengan suatu fakta bahwa 9 menit ketika hubungan seksual itu mebawa nikmat bagi laki-laki dan akan membawa beban pada seorang perempuan selama 90 tahun. (Angka 90 tahun ini diumpamakan umur keturunan dari hubungan seksual tersebut). Bagaimana tanggapan kalian? (Konteks, Kekerasan Seksual)   Perihal pengalaman sosial perempuan, selalu diulangi oleh Ibu Nur Rofi’ah. Betapa pentingnya untuk menggeser stigma tersebut. Pengalaman sosial perempuan (kenyataan di lapangan), 1.       Stigmatisasi, perempuan Odhiv dianggap pelaku seks bebas 2.       Subordinasi, perempuan hanya dipandang sebagai objek seksual 3.       Marjinalisasi, pemaksaan nikah pada perempuan. Ini akan mengakibatkan pada kehamilan, nifas, dan menyusui. Perempuan tidak ditanya, mau berakhir dengan demikian atau tidak. Disini bukan ditekankan pada menikah, dan apa yang ada pada fase selanjutnya. Namun sebelum semua itu terjadi, yaitu ditanya atau meminta persetujuan terlebih dahulu pada perempuan . Kesi

Ucapan Terimakasih

Tidakkah terpikirkan, "Ilmu yang saya peroleh ketika di bangku kuliah, bermanfaat atau tidak ya?  bisa diterapkan di keseharian?" Pertanyaan itu tidak dapat saya hindari. Di saat memutar ulang waktu, melihat jurusan saya yang sangat tidak diragukan lagi kebermanfaatan untuk diri saya pribadi. Tapi, jujur ketika harus masuk formalitas "profesi" begitu abstrak. Ketika berbicara psikologi, sedikit banyak tahu. Namun tidak bisa melanjutkan jenjang S2 Psikologi untuk mendapat sertifikasi seorang psikolog. Karena tidak lain adalah, harus linear dengan S1 (psikologi juga). Selain itu, juga dibekali dengan terapi. Terapi dasar dan belum bisa untuk membuka praktik. Karena apa? Seorang terapis yang membuka panti pengobatan harus memiliki sertifikat juga. Darimana? Dari pelatihan tentunya. Pelatihan yang tersertifikasi dan harus memenuhi ratusan jam untuk bisa secara formal disebut terapis. Kalau kuliah S1 saja? Mana bisa, eh.  Tapi pasti ada hikmahnya, iye kan? Ilmu baru, dan

Keberangkatan Bus Patas Sore Itu

Aku bergegas mengemas baju dan jajanan yang sudah disiapkan ibu. Sore hari itu, aku harus balik ke luar kota untuk kembali pada rutinitas sebagai mahasiswa. D engan hati lapang, aku merasa siap kembali ke tanah rantau. Bekal, amunisi, dari keluarga yang membuat ku tambah mantap untuk mem- Bandung . Sudah kurang lebih 4 tahun di tanah rantau, artinya aku telah tiba pada masa akhir perkuliahan. Mulai diha d apkan dengan keputusan-keputusan hidup selanjutnya, yang lebih ekstrem lagi.   "Hey, bus nya asal lewat aja" , I bu agen bus ngoceh dengan sedikit geram Seharusnya b u s berhenti, karena ada penumpang yang mau naik. Tidak lain adalah aku . Tapi ibu agen dengan legowo mengantarkan ku ke pull atau agen selanjutnya. Ya!! Untuk membuntuti bus yang telah lewat dengan tak berdosa. Ada-ada saja, dan selalu saja ada orang baik. Sebaik ibu agen itu.   Aku dibonceng ibu dengan santai, melihat sekeliling, seolah-olah rumah yang aku lewati ikut bergerak, menyertai moto

Tuturan (Ipun) Ning

Nderekaken, istilah yang menurut saya khas ketika di pesantren. Tapi istilah ini sepertinya hanya bisa ditemui di Jawa. Bahasa nderekaken memiliki arti 'menyertai'. Menyertai disini, adalah dzuriyah (keturunan) pesantren. Beliau, Ibu Nyai, Pak Kiyai, Gus, Ning.  Dulu hanya dalam benak, sepengalaman saya. Saat ini, tidak lagi demikian. Saya melalui. Saya turut.  "Berarti menikah itu pilihan ya, ma? Boleh iya atau tidak" "Kamu bisa-bisanya ngomong gitu." "(Senyum, tawa), takut" "Emang ada niatan ga nikah?" "Emm, pingin ma, belum siap" "Alasannya?" "Ga becus di dapur ma" "Ya Allah, karena ga bisa masak ga mau nikah. 'ojo ngono'. Uma juga ga bisa masak, ga pernah di dapur. Itu belajar sambil jalan mba" "Ga pandai memilih (pasangan) ma", masih terus mengelak (DIAM) "Tetap enaknya, hidup itu dijalani bareng Mbak. Seneng dengan pasangan. Masalah bisa dibagi dan diselesaikan bareng&qu