Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Laki-laki (memang) Istimewa

Gambar
Apa saja sihh, keistimewaan laki-laki?   Kira-kira tulisan berikut ini sesuai atau kurang atau lebih? Mari simak yuu,, Cowok itu, Santri Nusantara   1.        Perhatian Mungkin penulis memberi contoh sedikit khusus. Sebenarnya laki-laki itu memperhatikan setiap lenggak-lenggok (jalan) perempuan. Ya sebuah kewajaran, jika yang dilihat oleh laki-laki adalah paras perempuan. Perempuan kalau udah tahu kewajaran demikian, tak perlu risau ya.   Kita (perempuan) yang harus jaga sendiri, ya mengantisispasi. Contoh perhatian yang lain, laki-laki yang membantu membawakan tas (mungkin berat) perempuan. Ada lagi, laki-laki mengontrol jadwal makan si perempuan, “sudah makan?”, dan sejenisnya. Ya, memang tidak semua laki-laki seperti ini, uraian ini hanya dalam batas normal dan jangkauan obrolan perempuan, yang kurang lebih 10 orang, surveyor: penulis. 2 .       Penyayang Ini so pasti. Yang utama dan pertama, adalah laki-laki yang bergelar ‘Ayah’. Terlepas dari gelar ayah, tapi

Gema Takbir, Tanda Kemenangan Tiba

Gambar
‘Pesan malam 27 Ramadhan untuk 1 Syawal 1440 H’. Harapan yang diungkapkan oleh ustadz pada malam itu, “Semoga puasa kita sebulan diterima oleh Allah, mendapat ganjaran, dan bisa masuk ke dalam surga-Nya”. Pesan yang sungguh luar biasa untuk masyarakat desa, yang hadir di majlis peringatan maleman (begitulah istilah Jawa) memperingati malam Lailatul Qadr, malam ganjil di 10 hari terakhir Bulan Ramadhan. “Nggih namung rahman- lan rahim e Gusti Allah kang ngersaake umate manggen wonten pundi kemawon”, batin penulis dalam majlis. “Kenapa ketika malam hari raya, seantero jagad mengumandangkan takbir?”, tanya Pak Ustadz kepada seluruh jama’ah. “Pada saat itu Kanjeng Nabi perang bersama umat Muslim melawan kaum musyrikin. Alhamdulillah, kemenangan diperoleh oleh Kaum Muslim. Pada saat itulah seluruh umat Muslim mengumandangkan takbir. Menyatakan kemenangan atas kekalahan musuh (orang kafir).” Seklumit cerita Pak Ustadz yang menambah khazanah jamaah majlis, terlebih penulis. Luar b

Ramadhan (Saya) Hendak Berakhir, 1440 H

Gambar
Tepat, hari ke 28 Ramadhan, pagi ini saya masih bisa menghirup udara segar, melihat, dan jari-jari saya ini bergerilya demi menganyam tiap kata. Sungguh luar biasa Ramadhan saya kali ini. Jauh dari target yang ingin dicapai orang pada umumnya. Dengan niat menghatamkan Alquran, i’tikaf atau hal-hal yang disukai Allah yang lain. insyaAllah Aamin. Tapi setelah saya berpikir, dan mencoba meratapi nasib, ternyata ini ‘Rasa’ Ramadhan yang sesungguhnya. Deloki awak dewe, muhasabah diri. Ya, makna dan rasa ini yang saya dapat. Semakin kecil dan tidak berdaya diri ini dihadapan Tuhan, Penguasa Seluruh Alam. Jika intropeksi diri, dulu pernah bisa menghatamkan tiga kali membaca Alquran dalam sebulan, sekarang belum bisa demikian. Karena jika menanyakan “mengapa?”, pasti ada alasan lain, kesibukan duniawi pastinya. Tapi diri yang dzolim atau banyak dosa ini, masih membela diri, dan mengharapkan rahman dan rohim Tuhan. “Gusti, dengan bobrok diri ini, atiku kulo mantepaken madep lewat nopo m