Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

Mengabdi Beda Persepsi

Mau menulis saja, pertimbangannya Subhanallah . 'Apa yang mau ditulis ya, ah ga menarik, sudah terlalu lama tidak cerita pengabdian, ah sulit, dan masih banyak lagi'. Tapi akhirnya saya bisa sedikit mengajari diri saya untuk menampik kemalasan. Sudah hampir 4 bulan saya mengabdi, ya kurang 5 hari.an lah. Tepat di hari ini, 25 November 2020, perasaan yang tidak enak muncul. Perasaan yang mirip ketika saya pertama kali di pesantren. 'Saya tidak berbuat apa-apa, dan saya tidak nyaman karena rasa ewuh '. Sebenarnya saya sudah tau apa yang seharusnya saya kerjakan, 'menemani Umik'. Namun agenda rutin itu, dalam satu bulan terakhir ini tidak tentu atau dinamis. Sebenarnya hal dinamis itu bukan buruk, bahkan saya suka. Tapi tidak tau, untuk perkara ini. Saya diarahkan untuk menemani cucu Umik yang masih kuliah, menemani sekaligus membantu mengerjakan tugas. Saya suka. Dan tugas-tugas semakin kesini pasti semakin banyak. Sehingga, intensitas dengan cucu Umik lebih padat

Kata Dia

Mengutip dari Syech Siti Jenar, Surga yang luhur terletak pada perasaan hati yang senang:)

Untuk Nak,

Mendapat kabar darimu, saya kaget. "Bagaimana ketika menerima hasil tes kesehatan waktu itu?" Padahal tidak terpikirkan sebelumnya. Na'udzubillah. Kalau saya, 'turut dalam skenario pandemi dari Gusti yang luar biasa ini'. Doa dan harapan saya ucap di awal. "Semoga bisa sembuh dan diangkat penyakitnya", al-Fatihah... Aamiin "Kamu", pekik saya ketika melihat foto kita berdua. 'Ada-ada saja cerita tentangmu'. Dalam benak saya, Allah selalu melingkupimu. "Mak", jawab dia (menurut bayangan/imajinasi saya) Bukan menyangkut-pautkan, tapi saya ingin mengungkapkan. Pagi ketika saya chat dia, ingin berbagi cerita. Seribu mikir untuk kirim pesan atau tidak. Iya, tidak, iya, tidak! Akhirnya saya kirim. Saya mikir, karena ketika saya chat berbau sambatan. Takut ketika cerita, yang disana berisi keluh kesah. Masa iya cerita isinya mengeluh. Ah biar berjalan nanti. Ternyata sebentar saja saya chat-berbalas.  Di waktu malam, dia chat di grup

Tentang Berjuang

Rabu malam Kamis, menjadi hari yang saya istimewakan. Karena apa? Karena saya menyempatkan menulis apa yang saya rasakan. Sudah lama bukan, wahai diri? Tidak mengulas, barang untuk muhasabah diri atau memperbaiki diri, atau sekedar men.sambati. Saya tidak ingin malam ini berlalu. Begitu berat setiap diri beranjak kepada hari esok. Saya terbayang dengan diri yang berjuang dalam kurun waktu 12 jam di waktu siang, karena ada tanda sinar matahari juga jarum jam yang bergulir memutari angka yang hanya ada 1-12. Saya tidak ingin malam hilang. Malam menurut saya adalah waktu yang tidak ada penyesalan, tidak ada kegundahan, ada usaha tanpa tuntutan, ada waktu istirahat tanpa ada paksaan.  Saya sudah lelah dengan siang. Berjuang sendiri, tanpa ada kepentingan, benar-benar mengajari diri sendiri dengan kesadaran diri yang rentan lupa diri. Mulai dengan merapihkan tempat tidur, selang olahraga setiap dua hari sekali--sebagian realisasinya hanya rencana (saja), disambung mandi atau makan, mencoba

Tanggung Jawab sebagai Wujud Kebahagiaan Diri

Gambar
Siapa yang ‘Tanggung Jawab’, maka dia mencintai dirinya penuh bahagia. Bahagia? Bukan melulu soal nikmat, yang secara dhohir bisa dilihat dan dirasakan atau seolah terkecoh. Misalkan pada sebuah rasa, senang mendapat hadiah, bebas dari semua tuntutan. Eits, itu bukan satu-satunya sumber ya! Namun, keseharian kita yang terpenuhi dengan kegiatan positif, mendapatkan nilai atau hikmah, menjalankan planning (baik sesuai ataupun meleset) adalah sumber dari kebahagiaan atau rasa lega (nyaman). Karena satu hal, ‘Tanggung Jawab Tertunaikan’.   Mungkin setiap orang akan berbeda-beda dalam mendefinisikan apa itu ‘bahagia’. Disini saya akan berbagi tentang makna dari kebahagiaan dari sebuah ‘Tanggung Jawab’. Saya sedang gandrung dengan dua suku kata itu. Saya tertarik untuk mengeksplor di mesin pencari dan beberapa referensi, apa sih rahasia di balik ‘Tanggung Jawab’.   Saya akan memberi ulasan singkat tentang ‘Tanggung Jawab’ sebelum kepada penjelasan beberapa tokoh. Tanggung Jawab, be

"Tik Tok: Mengurangi Kenyamanan dalam Menggunakan Transportasi Umum"

Gambar
Perhatian-perhatian, jangan sampai dilewatkan... Transportasi umum itu apa saja kawan-kawan? Bus AKAP (Antar Kota Antar Propinsi), kereta api Persero, kapal laut, pesawat terbang, apapun jenis kendaraan yang digunakan massal. Biasanya dikenakan tarif dalam setiap perjalanan, rute juga ditentukan, termasuk layanan umum dengan jadwal yang ditentukan. Bisa juga diartikan transportasi tanpa embel-embel 'pribadi'. Seperti kepunyaan artis cantik Indonesia, Syahrini yang sempat diberitakan infotainment memiliki jet pribadi. Apalah saya yang menjadi penumpang setia transportasi umum untuk dia yang lebih setia pada selain saya. Eheee~ Jadi gini ges, saya memilih bus umum dalam perjalanan mudik ke kampung. Saya pastikan tidak sendiri di dalam.  Kecuali ada bus horor jurusan Bekasi-Bandung beberapa waktu lalu, cuma satu penumpang yang berwujud manusia. Selainnya, ghaib tampak pucat, kaki tidak napak (tanah). Ngeri amaattt. Bus yang saya tumpangi kali ini, dipadati penumpang, karena terca