Pagi, Kamis 3 Desember 2020

ruangobrol.id



Meluangkan waktu..
Kabar di pagi hari ini menjadikan niat saya untuk menulis terealisasikan. Dalam seminggu ini banyak hal yang ingin saya catat karena itu penting dan membuat saya harus berhati-hati sekaligus berkesan di hati.

Toples kaca, memang cantik tapi mudah rapuh. Definisi yang cukup mewakili barang berharga itu. Barang berharga bagi Umik. "Jangan sampai pecah atau hancur. Umik akan duka (marah)", pesan putri Umik. Sepanjang proses mencuci, salawat saya tiada putus. Teringat ketika ada cerita yang membuat roti, selalu mengucap istighfar.

Banyak aktivitas yang sekiranya cukup saya katakan tanpa penjelasan. Merapihkan barang dapur, memasak dengan wajan yang harus dipanaskan dulu tanpa dikasih minyak agar tidak lengket, membersihkan kamar yang sekalinya dituntun sama Umik, ada beberapa alumni (Mba Zun dan Mba Nisa) dan mengucap bahwa nanti saya akan gabung di sekolah, ada Mba Muna yang memberi undangan pernikahan, satu lagi undangan datang (pernikahan Ka Syarif dan Mba Iza). Kesemuanya itu saya anggap baru dan berbeda. Melibatkan perasaan yang bersamaku ketika sunyi--lagu Pidi Baiq.

Beberapa kondisi dimana saya menyanggupi dan ternyata ada hal lain yang menggangu kondisi itu. Saya menyanggupi menulis notulensi, tapi ada perintah untuk membersihkan ndalem. Dan saya terimakasih kepada orang-orang baik. Masih diberi kesempatan waktu untuk merampungkan. Terimakasih atas kehadiran dan penerimaan saya di Duta Damai Jabar. Selepas itu, ada notif bahwasanya ada uang masuk. Puji syukur walhamdulillah, saya teguh niat untuk bisa membeli gawai anyar. Hihi

Rencana untuk menulis terus menguat meski aksi belum berbanding lurus. Masih goyah dengan malas, kenangan, utusan, dan saya terkadang memilih hal yang saya anggap lebih tepat, ngaos atau diam saja. Berikut niat menulis saya, 'tulus' pesan Buya untuk blog pribadi inigadisjawa.blogspot.com, resensi Mencintai Allah Secara Merdeka untuk metafor.id, masih mencari topik yang tepat untuk dutadamai.id, mengetik calon buku saya 'Tentang Diri dan Keluarga', ini yang masih ragu dan menjadi beban; apakah jadi menulis jurnal?.

Untuk pagi ini. Pesan selepas saya setor ngaji ke Mama. Beliau memberi tahu bahwa saya akan dijadikan admin sosial media di acara beliau di tahun depan. Dengan senang hati, saya menyanggupi dan menerima. Semoga Allah meliputi setiap langkah saya, kita semua:).

Ada satu hal, yang terlupa tapi tidak jadi. Konfirmasi berita saya di narasumber, Bunda. Apakah jadi dilanjutkan?. Ditambah ide yang tetiba muncul, bagaimana tanggapan atas fenomena bulan Desember yang penuh dengan pernikahan?.

Tulisan ini baik ditutup dengan apa yang saya dapat dari Mama. Pertama, dari snap beliau yang mengatakan "banyak perubahan yang terjadi pada diri seseorang ketika melewati masa pandemi. Tidak lain adalah berbagai jurus agar tetap bertahan hidup. Meski yang awalnya seorang pilot berubah menjadi tukang antar makanan siap saji, tidak mengapa. Karena itu sebuah usaha, niat juga ikhtiar. Asal jangan sampai pada satu hal, yaitu 'nggresulo' (mengeluh saja!). 

Saya di hari kemarin ada rasa kecewa. Kecewa karena saya tidak mampu, dan tidak dipercaya oleh orang yang saya panut. Rasa seperti itu tidak enak. Saya gusar. Saya memutuskan menutup mata dan cukup dengan salawat. Dan dalam gelap itu, saya hanya membayangkan Mama. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton