senja menyapa


Bismillahirrahmanirrahiim
17 Juli 2018, 22.12 WIB


Maaf untuk malam ini aku menuliskan dengan sadar dan hati tenang. InsyaAllah
Terimakasih untuk 365 hari yang telah berlalu. Aku tak ada satu kata, kalimat, dan kisah yang sudah terlewati-dan aku lupa. Tidak memang. 

Dengan memulai 365 hari sebelumnya, semesta membuka tabir. Pertama yang keluar dari mulutmu. Dengan gelagat yang penuh canda, tapi meruntuhkan tembok candaan dalam diriku. Aku lemah. Memang. Pandai masuk dalam kata, kata yang bisa disadur dengan banyak majas. 

365 hari berikutnya, terucap dan telah terangkai begitu indah. Maaf belum bisa mengembalikan atau cara berterimakasih yang seperti apa. Dengan pengorbanan lahir plus batin. Hiperbola aku menuliskan kata demi kata ini. 

Entah ungkapan yang pada 29 Ramadhan 1439 H kemarin itu benar adanya. Aku cukup percaya dengan kebaikanmu, bukan kata-katamu, atau kesanggupanmu yang akan terjadi. BAIK (.)

Sudah begitu saja, tapi semua berkutat dengan pelajaran dan kenangan. Untuk malam ini, aku sedang megenang dan menata pelajaran. Kebaikanmu termasuk juga kejujuran yang di dalamnya. “dia baik, dia memutuskan demikian karena takut tidak bisa menepati janji yang terucap sekarang”, begitulah kata seorang bidadari dunia.

a.    Tak akan kuulangi untuk menuangkan kata dihadapannya
b.    Siap tapi belum berani, cukup menggambarkannya

Terimakasih tak terkira, maaf belum bisa membalas. Entah sekarang sedang proses pengosongan, dan bagaimana nanti dalam perjumpaan.

Menangis dan tersenyum pun karena Allah...

Bunga hendak kuncup

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton