Smiljan

Aku punya rekomendasi co-work space yang enak, namanya Smiljan. Smiljan yang kukunjungi berlokasi di daerah Sawah Baru, Ciputat, Kota Tangerang Selatan. 

Nuansa Smiljan khas nature. Rasa sejuk masih dapat dirasakan meskipun di tengah padatnya masyarakat urban Ciputat-Bintaro. 

Saat masuk sudah disuguhkan dengan ornament klasik, sedikit redup dengan cat serba hitam. Jika siang hari, sumber cahayanya didapat dari matahari yang menembus dinding kaca sebelah ujung tepat dilihat saat masuk ke ruang utama. 

Buku berjudul "Menjadi Manusiawi, The Daily Wisdom of Mangun Wijaya", chapter 'Coba Dulu'


Saat menengok kanan-kiri ada lukisan nyentrik. Sayangnya aku tidak memperhatikan dengan seksama. Aku memilih duduk di ujung sebelah kanan. Aku terkesima dengan rak buku yang tinggi. Disitu terdapat meja panjang, siap dengan empat kursi. "Silahkan ka, itu ruang sharing", ucap pelayan yang berjarak tiga meter dariku. Benar saja, review yang kubaca berulang kali "Pelayannya ramah". Bener ramah pake banget. 

Aku menarik kursi. Temanku yang datang bersamaku mengambil posisi di depanku, masih di meja yang sama. Sebelum kami datang, meja itu sudah ada yang menempati. Tapi masih ada tiga kursi kosong, ya sudah kami stay seharian tak berpindah. 

Kami berniat dan terlaksana, yaitu menyelesaikan tugas. Menyelesaikan tugas dengan memanjakan mata. Aku menangkap satu lukisan, abstrak-manusia-berwarna biru. Aku lupa nama lukisannya. Selain work space dewasa, ada ruang anak kecil. Inklusif, keren sih. Aku jeda, berjalan ke setiap space untuk menghilangkan kantuk. 

Konon Samiljan adalah tempat work space-nya para arsitek. Namun sudah beralih sebagai tempat ngopi dan diskusi publik. Secara desain interior memang dan cocok jika disitu tempat para pendesain ruang. Satu kata, Harmoni. Desain ruang dan benda-benda di dalamnya, sekaligus penempatannya presisi. Pantas sajah ya, karya arsitek gituloh. 

Menu yang menemani kami ngerjain tugas diantaranya Fruit Tea no sugar, chicken grill with rice, quich mushroom. Rating rasa, kukasih 9/10. Dari pukul 10.30 a.m sampai 2.00 p.m, menu ini menempati part 1 dari mode tugas kami. 

Quich Mushroom Menu


Part 2, tugas masih dilanjut. Menu frenchfries dan dimsum menjadi pilihan selanjutnya. Tugas kami 2/3, kami bersyukur. Di sela-sela tugas itu, kami melewati beberapa salat fardhu. Kesenengan lain yang kami temui adalah space yang tidak menyediakan ruang salat namun lokasinya strategis, dekat dengan masjid. Lengkap item-item penting dalam perjalanan versi kami. Senang pun tenang. -2.00-6.00 p.m 

Matahari sudah istirahat, suasana Semiljan sudah hangat. Lampu kuning punya kesan tersendiri saat di tempat nongki-nongki kekinian semacam itu. Lukisan di dinding semakin terang dengan cahaya kuning dipadukan dengan langit petang. Tidak ada bias, layaknya ada dua cahaya, lampu kuning dan cahaya matahari di siang hari. 

Hai, 
Sepupuku datang menyusul. Date malam itu jadi riungan kecil. Sepupuku berkenalan dengan kawanku. Obrolan ringan santai bersambung. Sepupuku tanpa sengaja kesana, sebatas tanya dimana, dan aku menjelaskan Semiljan. Dia setuju menemui. Sepupuku juga sudah mengincar Semiljan sebagai coffe shop yang dia pilih. Kemarin itu waktu yang pas yah. 

Part 3, 6.00-8.30 p.m
Menu terakhir ini, cheese choco brownis dan biscuit. Malam dengan penutup yang manis. 

Tulisan yang berawal spill coffe shop ini, tetap berirama dan ber-ending dengan life story. Tidak ada momen tanpa berkisah. Aku kasih saran, silahkan datang ke lokasi ya! 

Ditulis 2 Muharram 1445 H, Kamis

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton