Tanggung Jawab sebagai Wujud Kebahagiaan Diri

Siapa yang ‘Tanggung Jawab’, maka dia mencintai dirinya penuh bahagia. Bahagia? Bukan melulu soal nikmat, yang secara dhohir bisa dilihat dan dirasakan atau seolah terkecoh. Misalkan pada sebuah rasa, senang mendapat hadiah, bebas dari semua tuntutan. Eits, itu bukan satu-satunya sumber ya! Namun, keseharian kita yang terpenuhi dengan kegiatan positif, mendapatkan nilai atau hikmah, menjalankan planning (baik sesuai ataupun meleset) adalah sumber dari kebahagiaan atau rasa lega (nyaman). Karena satu hal, ‘Tanggung Jawab Tertunaikan’.

 

Mungkin setiap orang akan berbeda-beda dalam mendefinisikan apa itu ‘bahagia’. Disini saya akan berbagi tentang makna dari kebahagiaan dari sebuah ‘Tanggung Jawab’. Saya sedang gandrung dengan dua suku kata itu. Saya tertarik untuk mengeksplor di mesin pencari dan beberapa referensi, apa sih rahasia di balik ‘Tanggung Jawab’.

 

Saya akan memberi ulasan singkat tentang ‘Tanggung Jawab’ sebelum kepada penjelasan beberapa tokoh. Tanggung Jawab, berupa rasa sekaligus aksi. Tanggung jawab yang dimiliki seseorang dapat diwujudkan dalam perilaku yang positif, menghindari hal-hal negatif (secara umum), mampu mengatasi atau menanggung resiko dari pilihan (perbuatan) yang dilakukan. Tanggung jawab juga memiliki dampak, tidak hanya pada diri sendiri tapi juga lingkungan sekitar. Dicontohkan, ketika seseorang tersebut memilih untuk berbuat sesuatu yang bernilai baik; mengabdi, bekerja, kuliah, menikah, memulai usaha/bisnis, atau diam sekalipun. Seseorang tersebut juga mengetahui resiko atau kemungkinan buruk, tidak diinginkan—seseorang tersebut siap menghadapi. Cik apik, cik elek, awak dewe, mbuh koyo opo, kudu siap!

 

Berikut pendapat dari beberapa tokoh tentang makna ‘Tanggung Jawab’

1.  Shiller & Bryan (2002), perilaku yang menentukan reaksi pada situasi setiap hari, yang membutuhkan beberapa keputusan yang bersifat moral (tindakan positif sesuai norma)

2.  Abu dan Munawar (2007), perbedaan antara yang benar dan yang salah, yang dilarang dan diperintahkan, baik dan buruk, dibarengi dengan kesadaran untuk melakukan hal-hal yang positif, juga yang dimengerti oleh individu tersebut—teguh dengan prinsip/pendirian tidak tergoda dengan (perbuatan/asumsi) orang lain.

3.  Tanggung jawab dalam lingkup psikologi. Frankl (1973), tanggung jawab adalah karakteristik dari eksistensi manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Yalom (1980), jika seseorang tidak memiliki rasa tanggung jawab atau sengaja menghindari akan mengakibatkan seseorang tersebut mengalami gangguan psikis. Shoben (dalam Blocher, 1966 dan Severin, 1965) menyatakan bahwa tanggung jawab adalah ciri kematangan kepribadian. Sehingga seseorang dikatakan menjadi manusia utuh adalah yang memiliki tanggung jawab (tahu dan melaksanakannya).

4.  4.  Dalam hakekat pembangunan nasional disebutkan, Manusia seutuhnya antara lain memiliki tanggung jawab kemasyarkatan dan kebangsaan (UU. No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional).

 

Adapun aspek-aspek dari tanggung jawab adalah,

a.     Usaha melaksanakan kewajiban dengan hasil kerja yang bermutu

b.    Kesediaan menanggung resiko

c.     Pengikatan diri pada tugas

d.    Keterikatan sosial

 

Sumber tanggung jawab adalah diri sendiri, namun memiliki dampak positif bagi sosial (sekitar). Disebutkan pula dalam studi pustaka, seseorang yang memiliki tanggung jawab dipengaruhi oleh lingkungan sosial sekaligus antropologi. Dari aspek di atas, poin-poin yang terkandung dalam tanggung jawab adalah ‘pilihan’, ‘keputusan’, ‘sikap’ dan ‘memiliki orientasi pada dirinya maupun di luar dirinya (sosial)’ yang terkait dengan tindakan pribadinya.

 

Literatur lain menyebutkan aspek tanggung jawab adalah:

a. Kesadaran, dalam etika hidup jujur, produktif dan fleksibel dalam melakukan (pekerjaan/tindakan). Kunci untuk memahami sikap yang terbaik dan tepat menurut dirinya

b.    Kecintaan dan kesukaan, sikap empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal, bertujuan memberikan potensi pada diri dan mengekspresikan cinta kepada individu lain

c.  Keberanian, independen, diri mampu melihat konsekuensi atas perilaku diri sendiri berdasarkan nilai atau norma

 

Tanggung jawab memiliki kerikatan dengan Self Love. Jika diuraikan dalam pecahan-pecahan kecil, tanggung jawab adalah turunan dari salah satu aspek Self Love, yaitu self esteem (sikap menghargai) pada diri sendiri. Tanggung jawab adalah ‘how to prove’  setiap individu yang jelas memiliki self worth (meyakini bahwa diri adalah berharga).

 

Tidak ada kedamaian, kelapangan, dan rasa lega (red, bahagia) jika lari dari tanggung jawab. Tanggung jawab hanya memiliki satu sumber, yaitu dalam diri. Begitupun ‘bahagia’, adalah tercipta oleh diri sendiri. Bahagiamu berbeda dengan bahagiaku, tapi kita tetap bisa bahagia bersama-sama. Tanggung jawabmu, tugasmu. Tanggung jawabku, tugasku. Tapi, adakalanya tanggung jawabku dan kamu, adalah tugas kita bersama. Aaakk...

 

Tanggung Jawab itu Keren!

 

sumber: flokq.com

Sumber:

Parlina. 2016. Hubungan Antara Self Regulated Learning Dengan Tanggung Jawab Santri Tingkat Slta Di Pondok Pesantren Modern Zam - Zam Muhammadiyah Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Prodi Psikologi Strata 1. http://repository.ump.ac.id/2160/

Sukiat. Tanggung jawab dan pengukurannya : Penelitian mengenai berbagai dimensi tanggung jawab dan pengukurannya pada mahasiswa Universitas Indonesia. Universitas Indonesia, Disertasi. http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-20299218.pdf


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton