Untuk Nak,

Mendapat kabar darimu, saya kaget. "Bagaimana ketika menerima hasil tes kesehatan waktu itu?" Padahal tidak terpikirkan sebelumnya. Na'udzubillah. Kalau saya, 'turut dalam skenario pandemi dari Gusti yang luar biasa ini'. Doa dan harapan saya ucap di awal. "Semoga bisa sembuh dan diangkat penyakitnya", al-Fatihah... Aamiin


"Kamu", pekik saya ketika melihat foto kita berdua. 'Ada-ada saja cerita tentangmu'. Dalam benak saya, Allah selalu melingkupimu.


"Mak", jawab dia (menurut bayangan/imajinasi saya)


Bukan menyangkut-pautkan, tapi saya ingin mengungkapkan. Pagi ketika saya chat dia, ingin berbagi cerita. Seribu mikir untuk kirim pesan atau tidak. Iya, tidak, iya, tidak! Akhirnya saya kirim. Saya mikir, karena ketika saya chat berbau sambatan. Takut ketika cerita, yang disana berisi keluh kesah. Masa iya cerita isinya mengeluh. Ah biar berjalan nanti. Ternyata sebentar saja saya chat-berbalas. 


Di waktu malam, dia chat di grup bahwasanya dia sedang kurang enak badan dan harus kembali ke rumah, setelah memulai pengabdian kurang-lebih 14 hari. Dalam benak saya, miker.. ko saya bisa-bisanya chat dia, dan tidak tanya kabar dulu. "Saya, nanti kalau chat teman, jangan ragu untuk tanya kabar dulu ya!, perintah pada diri saya sendiri.


Selang beberapa hari coba saya tanya kabar dia. 

"Setelah tes swab ini, nanti nunggu 3-4 hari buat tahu hasilnya", jelasnya


"Masih bisa mencium bau-bau.an kan?, tanya saya


"Udah ga bisa sejak Jumat kemarin", jawabnya


Saya sudah ada pikiran yang tidak baik. Tapi saya ingat kejadian yang dialami putra Pak Kiyai, yang sama pengalaman tes swab dan dinyatakan positif. Berlalu dalam waktu isolasi. Saya yakin juga, misalkan dia demikian, tetap harus menuruti untuk isolasi. Lalu, saya tetap yakin kalau kesembuhan itu dari Allah untuk hamba-Nya, termasuk Gus yang dinyatakan negatif setelah 10 hari isolasi plus tes swab yang terhitung 3 kali.


Saat ini sudah beberapa teman yang tau, doa tidak ada putus. Harapan baik dan kembali seperti sedia kala selalu dipanjatkan. Bahkan riwayat sinusitis yang dia punya sekalian hilang. Allah kuasa.


Tidak dapat saya berucap secara langsung. Seringkali kalimat yang saya utarakan tidak bisa masuk ke hati, atau malah menyakiti. Karena banyak terceletotnya mulut saya yang tipis ini.


Nak, kamu pasti sembuh dah bisa melewati masa gokil ini. Ini bukan gurauan, tapi ini bukan hal suram. Allah (mungkin) sedang membuletkan jalan menuju tujuan mulia.mu yang kamu tidak ketahui. Seperti orang yang berangkat dengan rombongannya ke makam Sunan Muria tapi malah sampai di pantai Jepara. Hal itu salah satu penyebabnya adalah google map. Ah ga nyambung mau bikin analogi.


Intinya doa-doa dari temanmu ini sedang beradu untuk segera laporan ke Allah, dan Allah mengabulkan. Aamiin.. Sembuh!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton