Harinya, Hariku, dan Hari Seluruh Perempuan

8 Maret di tahun 2021, sama halnya 8 Maret di tahun sebelumnya atau nanti setelah tahun ini. Sama sebagai hari yang diperingati dengan nama "International Women's Day". 
Harinya Perempuan.

Perempuan saat ini punya peran juga ruang. Perempuan tidak lagi terpasung seperti nenek moyang terdahulu. Tidak berarti pula, perempuan bisa berlaku seenaknya. Mengabaikan kewajiban atau disebut 'qodrat'.

Jika membicarakan qodrat perempuan, ketika sudah menikah; patuh kepada suami, mengurus anak, rumah tangga. Dapat diartikan luas, dan ini adalah kerjasama diantara keduanya. Qodrat yang merupakan anugerah Allah--tidak dimiliki laki-laki adalah haid, melahirkan, nifas (bersifat biologis). Sudah mutlak.

Yang menjadi isu atau bisa dikata diperjuangkan adalah hak untuk mendapatkan kesempatan yang sama. Disini 'sosial judgement'. Kata kebanyakan orang, perempuan terkenal hanya di dapur, masak, manak, macak. Padahal tidak hanya itu.

Saya pribadi mengucap syukur. Banyak dipertemukan dengan orang yang semangat tinggi, berjuang. Sosok yang secara jenis kelamin sama dengan saya. Saya mengakui pula, dengan kesetaraan gender yang dibuktikan.

Tidak hanya sosok tapi juga wacana, anak muda, aktivis, keluarga, sudah banyak membuka wawasan kesamaan hak untuk berpartisipasi, berperan serta berkarya.

Saya bangga dan ingin menuliskan sosok yang membuat saya malu, atau bisa bangkit ketika mulai letoy semangat dalam diri.

Simbah (Mbah Poro atau Mbah Tri), Mbah Mun, Ibuk, Tante, Bude. Ketika di pesantren ada Umik, Bunda, Mama, Uma. Juga ada dosen, Ibu Erba, Ibu Hana, dan rekan saya yang sama rasa Hana, Lulu, Okta, Sulis, Umi, Mba Nisa, dan masih banyak lagi.

Mari berjuang dengan apa yang sudah menjadi pilihan. Ketika fokus, awalnya mengira tidak berkembang. Itu hanyalah hasil yang diinginkan, padahal sejatinya hasil adalah proses. Ketika bertahan bukan melulu perubahan. Karena dengan bertahan, perubahan yang terjadi kerap kali tidak tersadarkan. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton