Dewasa Sekarang

Ternyata bisa membuat program, terbiasa, tapi jika sendiri juga loyo ya. Sepertinya butuh satu orang aja, sebagai teman. Buat pertimbangan, dan buat pak pik puk, alias berjuang.

Ternyata kebiasaaanku tidak paripurna jika di lain ladang. 

Wayahnya mengerti ya, menerima kondisi. Rumus lama. Bahwa tugas kita hanya bertahan, memang betul itu pondasi yang tidak boleh tidak. Toh, tidak disangka nanti ada perubahan yang itu diketunjukkan oleh selain diri sendiri, dan diri ini pun mensyukuri.

(Bertahan itu bukan diam, melainkan melawan. Melawan bukan berarti berontak, tapi melalui juga menikmati. Kesemua itu apa sejatinya? Usaha tiada henti. (!)

Lagi dan lagi, bisakah disebut passion atau karena tuntutan? Meski loyo dalam penyelenggaraan acara, tapi hanya itu yang patut diusahakan, dalam arti diperbaiki terus menerus. Minimal Istiqomah. 

Saya Istiqomah perihal event organizing. Bukan yang terampil, tapi saya berusaha untuk menjadi apik. Percayalah jika kita bisa melakukan apa yang kita mampu kita juga bisa menyesuaikan diri dan mungkin menuruti orang lain. Dan juga ingat satu hal lagi, kesemua itu bukan berarti semua kita bisa. 


Jika tidak melakukan semuanya, ya jangan ditinggal semua. Ilmu yang dapat membuat saya berpijak kuat. 

Di masa ini, saya mengatakan 'hal dewasa'. Dimana saya memutuskan, dimana saya mulai tidak merasakan apa itu suka(sukaan), saya memutuskan dan lebih banyak orang yang terlibat, namun sejatinya saya harus berjuang untuk mempertahankan diri (bukan mengakuan diri), bukan suka namun sebuah nilai kebaikan yang berlaku untuk semua. 

Jujur, semakin bertambah hari semakin capek. Semakin hari semakin bertambah ketakutan. Perlu diingat pula, bahwa semakin hari itu semakin banyak ilmu juga pengalaman, belum lagi chaos yang menjadikan diri mengerti untuk banyak hal yang dimaklumi, dan rasa sadar akan ketahan malangan juga semakin kuat. Meskipun berat, disaat yang bersamaan kita kuat. Hanya saja belum sadar penuh, ada Yang Maha Kuat, eh ternyata kita dikuatkan.

Tidak usah munafik. Kalau kita sebenarnya juga memiliki etos yang tinggi dalam mempertahankan hidup. Meski perih. Doa saya, etos itu mudah-mudahan tidak bablas-diwujudkan dengan ketidakbaikan. 

Untuk kali ini, saya percaya kebaikan umum, semua orang tahu. 

Sebentar lagi mau ada program/kegiatan. Mulailah terbiasa, dengan apa itu apresiasi dan koreksi. Karena keduanya tidak tertinggal. Ingat juga, kata orang baik. Niatkan baik, juga menyenangkan orang banyak. Nanti juga usahanya tidak setengah-setengah juga diperjalankan di jalan yang baik pula. 


Semangat untuk semua hal yang sedang dihadapi :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton