Charging Dulu

Saya ingin berbagi pesan-kesan dari perkuliahan jenjang magister yang saya tempuh saat ini. Saya baru kuliah semester awal, sebentar lagi UAS (Ujian Akhir Semester). Sekarang, saya sedang membuat list tugas. Supaya teringat karena saking banyaknya tugas. Eh, ternyata cuma list, menunggu waktu yang tepat dikerjain. Eh


Pagi ini, Ciputat sedang nyaman untuk di tempati. Karena apa? Karena masih hari libur. How lucky i am. "Kalau saya, menggunakan pagi hari untuk baca dan nulis", salah satu petikan dari banyak quotes dari Mrs. Eva. Tidak melulu quotes anak muda, tapi lebih kepada ajakan, penuturan, dan juga hasil dari perjalanan pengalaman studi beliau yang dibagi kepada mahasiswa/i PKU. Patut saya syukuri, saat berkesempatan mendapatkan (ilmu) secara langsung dari empunya.


Tulisan ini saya buat untuk rewind atau me-recall aktivitas satu minggu kebelakang. Khususnya tentang perkuliahan saya. Semoga ada manfaatnya dengan serba-serbi nyenyenye.


Hari Rabu, saya terakhir kuliah Filsafat sebelum UAS di minggu ini. Jika bau-bau terakhir ketemu, ada saja kalam hikmah, secarik pesan yang membuat saya re-charge semangat. Pesan Prof. Zainun di perkuliahan terkahir yaitu menekankan kepada kami semua untuk menjadi diri sendiri. 


Menjadi diri sendiri selalu digaungkan dimana-mana.  Demikian menjadi bukti bahwa begitu pentingnya arti dari menjadi diri sendiri. Prof Zainun menuturkan bahwa tidak ada orang lain yang sama dengan kita dan tidak ada yang bisa menyamai kita, tidak pula dari mereka yang sama dengan kita. Kita punya kapasitas dan ciri khas masing-masing. 


Ungkapan beliau di atas hanya saya ulangi sebatas perbendaharaan kata yang saya punya. Tentu, rasa dan kesannya berbeda saat mendengar langsung dari lisan beliau.  Mudah-mudahan pesan ini sampai pada pembaca sesuai dengan kapasitas self love kita masing-masing dan menjadikan diri tambah mengenal dan mengapresiasi diri sendiri.


Kenapa saya mengingat banget tentang beliau, Prof. Zainun? Kalau tidak ada kesan, mungkim saja pesan Prof tidak masuk di benak saya. Ada beberapa hal yang saya temui saat mata kuliah Filsafat. 


Suatu waktu, saya tidak mampu menguasai panggung presentasi "Hegel." Beliau mengambil alih untuk menjelaskan langsung. Sungguh membuat ciut dan mengkerut diri ini. Bagi saya unforgettable moment. Selanjutnya, ada yang membuat berkesan lagi, yaitu perkataan Prof tentang otak atau fikiran kita yang tidak berjalan (berpikir) saat pelajaran, terbukti dengan ngantuk yang tak ada usai (kalau ini saya banget). Satu hal lagi, saya semakin yakin kalau keilmuan eksak adalah berdasar dari filsafat. Salah satunya, saat pertemuan terkahir kemarin membahas teori Big Bang. Karena itu, saya bisa sejenak mengingat sains yang pernah saya pelajari dari sejak SMP dan Aliyah yang cuma rumus, ternyata ada inti yang lebih dalam lagi. Tsaah


Kamis manis, saya mendapat mata kuliah Pendekatan dalam Kajian Islam. Ada kosakata baru menurut saya. Kosakata tentang hubungan sosial. Kebetulan waktu itu tema perkuliahannya adalah Pendekatan Sosial dalam Dakwah. "Ada kata adaptation dan adjusment. Keduanya perlu diterapkan di dalam kehidupan manusia", tutur Prof. Darwis. 


Saat kita memutuskan mengambil langkah adaptation (adaptasi); kitalah yang akan menyesuaikan pada lingkungan. Sedangkan jika menggunakan adjusment, berarti lingkungan di-setting sesuai kehendak kita. Contoh: saat kondisi ruangan dingin karena AC. Disitu ada dua kemungkinan, yaitu kita memakai jaket atau kita menaikkan suhu AC ruangan tersebut. Sudah tau mana adaptasi dan adjusment, kan? Ga selamanya kita berkorban ko? Weaa, saling berkorban seharusnya kan?😁


Sekadar berbagi saja, mata kuliah Pendekatan dalam Kajian Islam ini sudah memikat hati saya sejak pertama kali jumpa. Pantas saja, ada yang masuk ke otak dari pelajarannya, walau hanya 10-30%. 


Ada lagi, di hari Jumat--perkuliahan dari Mrs. Eva sebagai dosen tamu dari ANU (Australian National University). Mrs. Eva ini ceritanya adalah isteri Pak. Farid Saenong. Sedikit kesan, kelas hari itu membuat baper mahasiswa/i. Karena Pak Farid menemani Mrs. Eva menjadi moderator. Sesekali menunjukkan kerjasama yang apik dalam kelas dengan bingkai kasih sayang. Couple goals bukan? Bikin envy tidak? Hihi


Sebelum membahas lanjut pesan dari Mrs. Eva, saya sudah menulis satu pesan dari beliau sebelumnya yaitu tentang memanfaatkan waktu pagi untuk menulis dan  baca di waktu pagi. Pesan lainnya adalah menguatkan saya juga teman-teman, "Baca apa saja buku yang ada di depanmu. Satu hal lagi, yakin kalau tantangan (menuntut ilmu) itu berat, tapi yo can do it (1000x, red-mengulang-ulang mantra). Saya ingat betul gaya beliau, gerak postur dengan positif vibes-nya. We catch you, Mam. We wuff you.


Saya kira sudah lengkap dari sekian banyak hari dan memori yang saya tangkap selama satu minggu ke belakang. Sebetulnya penuh sesak dalam otak ini. Saling bersahutan. Akhirnya, 3 hari dari 7 hari yang berhasil membekas. 3 matakuliah dari kurang lebih 17 matakuliah. Ya sudah, 20% lah ya yang menempel di otak ini. Alhamdulillah


Pagi ini, saya coba menulis (meskipun sambat tapi juga semangat). Saya juga mencoba menjadi diri sendiri yang ingin menulis cerpen atau jurnal, eh balik-baliknya nulis kisah sendiri (karena siapa lagi, kalau bukan aku sendiri ahaha). Tulisan ini biar sedikit ilmiah, tentu menerapkan teknik adaptasi dan adjusment. Kadang saya memaksa diri untuk menulis sebagai adaptasi karena otakku harus berpikir. Atau saya adjusment, saya meminta ijin agar otakku mengerti kalau diri ini akan bugar dengan menuruti kantuk dan cukup waktu tidur. 


Sekian kesan-pesan dari para support system. Mari membuka halaman pertama UAS Ushul Fiqh.🙂

View Kebun Raya Bogor yang bisa membuat feel release


(11 Juli 2022, Senin)








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton