Sore Hari

Sore hari, satu per satu anak masuk ke dalam rumah. Mereka datang ke rumah ini untuk menyetorkan hafalan dan juga nderes hafalan sebelumnya. Rutinitas ini belum lama. Karena satu kejadian, sehingga anak-anak lebih baik datang ke rumah agar tetap mengaji.

Rasa yang tidak ada wujudnya. Rasa seneng, syukur, dan lapang saat mendengar mereka melafalkan kalam Allah. Mana sempat menyangka rumah ini jadi ramai dengan riuh anak-anak, ditambah pula suara seragamnya saat memulai doa dan mengakhiri doa yang menandakan mereka selesai menunaikan tanggung jawab hafalannya.

Mba Ifa, sebagai penyimak ngaji anak-anak. Kedatangannya di rumah ini sebetulnya biasa saja. Seperti halnya saya yang pulang ke rumah dari tanah rantau. Tapi ada yang berbeda, saat dia pulang dan mulai menetap. Beberapa hal baru muncul, beberapa rasa yang membahagiakan muncul, walau harus tau bagaimana memahami dirinya untuk adaptasi di tempat baru setelah sekitar tujuh tahun lamanya dia di kota orang.

Saya baru saja pulang dari perantauan part dua. Sebelumnya saya pulang dengan keadaan dan suasana biasa saja. Belum ada ramai-ramai yang membuat kesejukan di hati. Keluarga ini sangat beragam bentuk, rasa dan tetap satu niat baik. Apapun jalan yang ditunjukkan Allah dengan segala kejutannya, kami semua bisa melewati, sampai saat ini. Semoga sampai nanti, ngaji seperti ini akan abadi. 


(Rumah Bapak-Ibu, 31 Januari 2023-hari terakhir di bulan pertama di tahun yang baru)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton