Mas...




Mas,
Hati perempuan mana yang tidak hancur ketika tahu kalau engkau memilih perempuan lain
Engkau tidak salah mas
Aku cuma merasakan sakit hati, karena aku mengaku sayang dan jatuh hati kepadamu

Engkau begitu baik menurutku
Baik, sampai-sampai enggan sekali untuk mencoba mnyakitiku
Sekedar mencoba

Tapi, Mas
Engkau dengan niat baik, diam tanpa berucap
Lantas aku tahu dari orang lain
Tahu atas dirimu terhadapnya
Nya, adalah orang yang benar-benar kamu suka

Mas, diammu
Dengan dalih tidak mau menyakitiku
Sungguh, jauh lebih sakit bagiku
Karena tahu dari orang lain

Terima kasih Mas
Atas semua pengorbanan dan perhatianmu
Aku masih saja terngiang akan wajahmu
Tidak mengapa, justeru inilah yang dinamakan nikmat
Nikmat dalam menunggu, dan merasakan sakit itu apa
Sakit yang lahir dari rasa yang kuanggap tulus

Pernyataannya (perempuan) itu cukup
Yang membuatku tidak lagi mengusikmu
Entah kenapa, aku mundur dengan selalu tersadar
“Engkau bukan untukku, dan aku tidak akan untukmu”

Aku pernah saja terpikir, bagaimana jika aku harus dimadu?
Aku masih saja berpikir positif
“Tidak mengapa jika Tuhan yang mengizinkan”

Namun, tidak Mas
Tidak dalam kenyataan ini
Tanpa aku berucap
Dengan begini saja, belum ada Allah atas perjanjian suci
Sekedar ungkapan, ‘engkau lebih memilihnya’
Aku mundur dengan perlahan
Aku tersadar dengan tidak sengaja
Aku tahu
Aku paham
Aku tak mampu untuk itu

Sudah Mas
Aku tidak lagi seperti dulu
Yang tidak ada malu menyapamu
Mengucapkan kata rindu
Ternyata itu harapanku

Terimakasih sudah menyampaikan maksud
Menyampaikan meski tidak melalui lisanmu
Melalui orang yang kamu pilih
Dan Allah mengizinkannya menyampaikan kepadaku

Aku sama sekali tidak ingin ada rasa benci
Na’udzubillah
Aku tetap berdoa yang terbaik untuk teman-temanku
Terlebih kesemuanya itu soleh dan solehah

Ini hanya berkutat dengan rasaku
Rasa yang beku
Sakit, keras, terpukul
Dan lantas pecah

Aku bersyukur
Aku sekarang mengenal apa itu melepas
Atas yang pernah ada
Menanti, mengharapkan, membayangkan, yakin atas engkau

Aku hanya ingin
Jatuh hati, cinta dari hati
Aku tidak mau berurusan dengan apapun yang di dalamnya ada kata “balas”

Aku hidup dengan cinta
Aku sangat menikmati apa itu cinta
Yang terselimuti rindu, cemburu, menunggu
Sungguh itu rasa yang hakiki

 Berbahagialah Mas, dengan pilihanmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton