Early Gift For Me (Kado yang Lebih Awal di Ulang Tahunku)

Aku masih ingat ulang tahunku dua tahun ke belakang berurutan, yaitu di tahun 2020 dan 2021. Di dua tahun ke belakang tersebut adalah kurun waktu aku menjalani pengabdian di pesantren. Umur 23 dan 24 yang kuanggap sebagai titik awal dewasa yang setingkat lebih tinggi dari umur 20+ di tahun-tahun sebelumnya.


Aku merasakan apa itu bertanggung jawab dengan satu utusan, aku memilih keputusan yang sudah terbayang sejak awal kuliah; kuliah yang memiliki tanggung jawab kembali ke pesantren asal, aku melewati hari-hari yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya; aku bisa menemani keluarga ndalem, aku mengajar kitab, aku menyimak ngaji Al-Qur'an para santri, aku menjadi salah satu volunteer kegiatan yang dimonitor oleh penyelenggara luar negeri (Australia), aku mengikuti kegiatan tersebut dibimbing langsung oleh ning pondokku (pesantren); aku mengikuti juga balada covid dengan alat GeNose, aku kesana kemari yang kadang tidak tau maksudnya apa--di minta dalam satu waktu dengan perintah dan orang yang berbeda. 


Hari di tanggal 5 September 2020, ibuku ingat tanggal lahirku. Ibuku mengkhawatirkan keadaanku di tempat baru. Ibuku selalu menanyakan kabarku, memastikan aku baik-baik saja, selalu menggunakan pertanyaan yang sama, apakah betah, apakah ada kegiatan yang dilakukan. Aku bahagia dan kesal dalam satu waktu saat pertanyaan itu menghampiriku lewat pesan atau telepon WA. 

Ibuku tidak mengucapkan secara verbal untuk ulang tahunku. Tapi dia memasakkanku, membelikanku jajan sepaket, dan membawakannya ke pondokku. Di hari itu tentu aku bisa berbagi dengan teman-teman yang ada di pondok. Sungguh ucapan ulang tahun yang tanpa basa-basi jika modelnya kayak Ibuku.


Hari di tanggal 5 September 2021, aku full aktivitas di pondok karena jadwal di tanggal itu terlampau padat, sehingga mengaburkan ingatanku tentang hari spesialku (alaynyoo). Aku duduk, mengistirahatkan diri di lorong pondok. Aku berhasil membuat diri capek. Dari capek itu, aku tau betapa nikmatnya istirahat. Sekadar duduk bersandar tembok. 

Salah satu santri menghampiri aku. Dia tak mengucap salam hanya mengulurkan tangan untuk menjabat tanganku. Mba Asa hari ini ulang tahun kan. Mataku sontak memanas. Aku menahan air mata yang tidak sabar ingin keluar dan membasahi kantung mataku yang besar. Aku berusaha menahan itu. Aku berusaha menguasai diriku. Aku merasakan hangat yang tidak tahu berawal dari mana. Aku ingat, aku sedang bertambah umur.


Sedemikian kisah seputar bertambahnya umurku yang berhasil kulewati. Aku tersadar. Umurku sebetulnya bertambah dari hari ke hari, juga bisa berarti berkurang; masaku hidup di bumi ini. Aku juga ingat, obrolan bersama teman baikku. Kalau ucapan ulang tahun menurutnya, jika secara lisan sudah tidak lagi terutarakan di waktu dewasa ini. Karena kasih sayang yang disimbolkan dengan ucapan ulang tahun nampaknya terlalu bermakna sempit atau hal biasa saja. Tentu kasih sayang lebih dari sekedar ucapan. Dia memberiku contoh, obrolan berdua yang membuat lupa waktu, makan mie bareng dengan rasa pedas yang cukup membuat berkeringat diantara kita tanpa diucapkan kalau sedang merasa pedas, atau sedang berat hati di situ kita dapat menangis, itu semua lebih dari ucapan selamat ulang tahun yang hanya di utarakan di hari kelahiran. 


Aku setuju itu...


Sekarang, menuju tanggal 5 September 2022, aku masih mencari dan berusaha menemukan. Aku mencari dan menemukan arti ucapan selamat ulang tahun. Pagi ini aku mencari dengan mengetik di kolom search engine: Ucapan Selamat Ulang Tahun. Jawaban yang keluar adalah, macam-macam ucapan selamat ulang tahun yang di situ tertera untuk 'umumnya' dan 'khusus muslim'. Referensi arti ucapan ulang tahun yang lain dari biasanya, yaitu (seolah) bisa menunjukkan identitas seseorang (red: keimanan). Aku tidak sepenuhnya menaruh hati untuk jawaban seperti itu. Tapi, bisa jadi topik diskusi yang cukup menarik. Aku menemukan kalimat lain di pencarianku, Ucapan selamat ulang itu perlu, karena orang yang sedang ulang tahun merasa dihargai dan tidak sendiri. Jawaban yang cukup menukik dari apa yang aku yakinkan pada diriku sebelumnya. Sebelumnya aku percaya kalau ucapan itu tidak penting, yang penting adalah kesadaran dan juga perubahan yang dilakukan dari evaluasi sebelumnya.


Mengapa aku memikirkan ucapan selamat ulang tahun ya? Mengapa aku memikirkan ini, apalagi terhadap hari ulang tahunku sendiri?


Itulah pertanyaanku yang hadir di akhir Agustus kemarin sampai hari ini, H-1 tanggal 5 September besok. Mengucapkan selamat ulang tahun pada diri sendiri termasuk hal yang utama. Kita mengakui kita ada, kita menghargai diri kita, kita mengapresiasi diri kita, kita memaafkan diri kita, kita berjanji untuk selalu ada untuk diri kita. Arti ucapan ulang tahun yang sedikit bergeser atau meluas, tidak sekedar ucapan dari orang lain. Tapi, ucapan ulang tahun dari diri sendiri. It's magic. 


Sejenak, menginagat kembali obrolan dengan kawan di hari kemarin banget. Dia mengatakan kalau di hari ulang tahunnya, dia menyadari kalau sebetulnya dirinya sediri-lah yang memberi kado atau reward. Ungkapan kawan ini, menjadi penguat jawabanku. Mengapa harus memikirkan ucapan ulang tahun, terutama untuk diri sendiri? Karena ungkapan itu begitu istimewa. Aku dan kita semua berusaha mencari kalimat yang indah untuk kita sampaikan pada diri kita. Ingat tidak? Bukankah setiap usaha yang tidak jarang menimbulkan perubahan yang nyata dari diri kita adalah effort dari kita untuk diri kita sendiri? Kita bisa ini-itu, kita merubah rumus hidup agar lebih baik, kita ada target, kita percaya dengan self love language kita, selalu menguatkan diri kita, yok bisa yok, atau saat kita gagal kita menerima dan lalu bangkit lagi. Itu semua bukankah ucapan selamat ulang tahun untuk diri kita, yang kita ucapkan di setiap hari dalam hidup ini? Tidak hanya di tanggal tertentu kan? 


Selamat Ulang Tahun ke-25 tahun, Nia, Asa, Tsania (a/n: Atssania Zahroh), banyak nama panggilanku. Kenapa gitu, San? Dijawab nanti saja ya. Asal tetap satu jua, Atssania Zahroh.


Kuhadiahkan tulisan istimewa ini. Early special gift, early birthday greetings: tulisan ini. Tulisan ini, sudah terfikirkan jauh hari sebelum datang bulan September, dengan rencana berbagi kebahagiaan melalui spirit tulisan, dengan melihat tulisan di adkumala.com lalu aku meng-ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), dan juga dari search engine tantang pentingnya mengucapkan selamat ulang tahun, also the deepest last, this writing come from inside my heart.


Ucapan selamat ini disertai doa yang baik-baik. Semoga aku bisa menjadi aku, yang semangat untuk masa depanku dan selalu berterimakasih dengan masa laluku. Semangat ngaji ya, semangat sinau esdua, semangat ... menemukan teka-teki asmara. Aamiin, (sambi senyum lebar plus tulus).


Addition information and archive moment, ada kado yang early more gais. Terimakasih untuk dua kawanku. Aku diajak nonton bioskop Mencuri Raden Saleh dengan menikmati croffel, pop corn, dan lecy tea. Terimakasih satu lagi buat kawan satunya, hadiah tas kuning yang dipadukan dengan balon kuning ngejreng bernuansa gembirra urra.

Dokumen pribadi, unforgottable moment


Terimakasih, San. Aku suka tulisanmu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton