Saya Terlahir Sebagai Perempuan, Maka Saya Berharga!
Mardaani (Petarung), jiwa yang ada pada diri setiap perempuan,
Kesimpulan yang terburu-buru,
Laki-laki memang bejat, bejat bangsat! Jika ini menilik hanya nafsu
birahi (saja)!
Polisi Shiva, polisi wanita. Tidak beda dengan polisi wanita yang
lain. Asalkan para polwan yang benar-benar; dengan sifat dan ilmu
kepolisiannya, serta apa yang dilakukan adalah tindakan nyata (seperti dalam
Mardani: Polisi Shiva).
Perdagangan perempuan di bawah umur. Tidak tahu pasti bagaimana
asal mulanya, tapi sindikat sudah terbangun bertahun-tahun. Dengan alasan apa,
saya tidak sampai hati ataupun otak untuk berpikir itu. Tapi yang ada, demikian
sebuah kenyataan.
Dibawanya anak-anak yang sedang sekolah, diperbolehkan dibawa orang
atau kawanan yang (ternyata bangsat,
tergabung dalam sindikat), dibawa di peti kemas, dan dimasukkan ke dalam
penjara tanpa kemanusiaan, nista yang melebihi LAPAS dari pemerintah. Tidak ada
peri kemanusiaan, hanya peri kebinatangan saja yang ada dalam otaknya, entah
nuranianya sedang mati suri atau apa, tidak tahu! Lantas melucuti baju gadis
atau perawan satu persatu, gadis yang telanjang itu data oleh mereka, lalu diantarkan
ke kamar masing-masing.
Gadis belia yang mulai hancur masa depannya itu, menunggu jam dan
giliran di panggil untuk melayani buaya, kadal, hewan yang punya otak dan
berparas layaknya seoarang laki-laki yang gagah. Bulshit paras laki-laki
itu, ketika ternyata dia tidak menghormati dan melindungi perempuan, yang
memang bahasa kunonya adalah kaum lemah. Lemah itu untuk dilindungi, bukan
untuk ditindas, goblok kadang cara pikir seseorang. Perempuan bukan alat pemuas
saja, dan hanya pajangan yang bisa dihias seenaknya lantas ditawar dengan harga
yang paling tinggi. Tolol memang!
Polisi Shiva, datang. Dia perempuan, terlebih lagi anak
perempuannya (yang dipungut dari jalan) termasuk ke dalam perempuan yang
dijadikan barang dagangan. Tidak rela sebagai seorang ibu. Selain itu, dia juga
polisi yang menumpas tindak kriminal. Dia maju, tidak hanya sekedar emosional yang
dikedepankan, seperti yang dikatakan para laki-laki di dalam drama singkat itu.
Dia bertindak dengan ilmu, tujuan mulia, bukan rasa iba saja. Tolong camkan!
Karan, anak muda; seorang bos perdagangan anak gadis (perempuan).
Di akhir cerita, dia dihajar oleh Polwan Shiva, lalu dibantai para gadis yang
telah dijualnya. Berujung Mati, tidak bisa melanjutkan tugas gobloknya. Sebelumnya,
Karan mengatakan, perempuan di bawah laki-laki. Tolong gunakan itu dengan akal
sehat dan hati laki-laki yang (kalian) punya. Perempuan tau, kalau laki-laki
hebat, penyayang, pelindung, tapi cobalah otaknya tidak hanya berisi nafsu
birahi. Mohon!
Sindikat telah terputus, Polisi Shiva bisa membuktikan. Tidak
sebatas perempuan atau laki-laki yang hebat, tapi kemanusiaan yang perlu
diperjuangkan, dan kebenaran yang selalu ditegakkan. Setiap pribadi, marilah
diajak untuk tidak meremehkan, terkhusus dari drama (film) ini adalah gender,
yang diidentikkan dengan jenis kelamin, tapi ingatlah gender adalah peran yang
ada di laki-laki atau perempuan. Adalah Sama,! Tolong yakinkan diri bahwasannya
gender itu bukan untuk membedakan dan mengunggulkan. Tepat juga, dikatakan
kesetaraan gender, karena untuk merubah persepsi jenis kelamin yang menentukan
kehebatan seseorang (saja). Padahal lebih (luas)..
Saya perempuan, sangat menghormati laki-laki. Dan saya yakin
laki-laki juga memuliakan perempuan. Sekuylah, saling melengkapi dan
tidak menjatuhkan. Dan doaku satu, “Ya Allah.. Pertemukanlah, dan jadikanlah
ciptaanmu yang berjenis kelamin laki-laki semoga sholeh semua.” Perempuan
bukan sekedar pajangan atau barang hias yang dapat dijual dengan harga tinggi
(sekalipun)!. Mengertilah...
Terima kasih Mardani (Petarung) Perempuan.
(Sinopsi atau Resensi, atau Refleksi dari sebuah film, makasih
sudah membuat saya menangis, dan semakin mencintai diri ini. Saya lupa namanya,
polwan itu. Seingat saya hanya Shiva. Hihi. Selamat malam.. 18 April 2020)
Komentar
Posting Komentar