Tipe Dosen Semester Akhir

Penulis mencoba menulis apa yang pernah dirasa dan ditemui. Terkhusus momen semester akhir, yang mata kuliah hanya 4, disitu ada yang disebut KKN, PPM, Ujian Proposal, Ujian Komprehensif, dan Ujian Munaqosyah.
Jika berbicara dosen di kalangan mahasiswa, adalah hal yang wajar. Namun yang ingin dibagi oleh penulis, adalah Dosen yang menanggung jawabi KKN sampai dengan Ujian Munaqosyah. Atau disebut penulis, Tipe-tipe Dosen Semester Akhir.

Yuk, Simak Tipe Dosen berikut:

Selow
Semisal, di masa KKN (Kuliah Kerja Nyata). Mahasiswa menyebutnya DPL. Penulis lupa kepanjangannya, mungkin, Dosen (bla bla) Lapangan. Pertemuan kelompok penulis dan DPL hanya sekali sebelum keberangkatan KKN. Ketika KKN, DPL berkunjung 3 kali (tanpa mengintimidasi, (terdapat) yang demikian-mengintimidasi dari cerita mahasiswa lain. Ditanya mulai dari keaktifan dan progress program). Di masa akhir KKN, yang terberat adalah pengumpulan laporan. DPL kelompok penulis, memberi waktu untuk mengerjakan, setelah jatuh tempo ditanyakan. Pada waktu itu pula, dikumpulkan. Namun tidak semua, mengumpulkan. Selownya lagi, adalah memberi nilai Alhamdulillah. Namun juga ada tipe yang berkebalikan, seperti menyuruh mahasiswa merevisi laporan karena belum sesuai.
Ketika, PPM (Praktik Profesi Mahasiswa). Cukup dengan chat, lalu dikonfirmasi di hari-H, satu jam sebelum pembukann PPM, dosen tersebut bisa datang. Secara ekspresi, tidak pernah terlihat marah-memarahi, senyum tiada batas. Tidak henti-hentinya berdoa yang baik untuk mahasiswa. Adapun dosen yang tipikal kritis. Setiap minggu harus laporan, progress kinerja selama praktik di sekolah atau di RS, dan lainnya. Tapi tidak jarang, ada yang abai, sampai mahasiswa berniat ganti dosen pembimbing PPM.
Ketika Ujian Proposal (dan bimbingan). “Pasti saya ACC”, ungkap dosen ketika bertatap muka pertama kali. “Mana yang harus saya tanda tangan”, ungkap dosen pembimbing skripsi. Sesimpel itu, namun ada juga mahasiswa yang kurang suka dengan tipe tersebut. Keringanan (bagi sebagian mahasiswa) beda tipis dengan Tidak Perhatian (menurut sebagian mahasiswa lain), mungkin.

Kritis-Mengkritik
Ujian Proposal (UP), adalah langkah awal mahasiswa dalam menyusun skripsi. Dosen penguji UP, ditentukan ketika hari pelaksanaan ujian. Sehingga sebelumnya tidak tahu menahu. Hanya bermodal doa, semoga sesuai harapan dalam doa itu. Dosen UP si penulis, beliau adalah orang yang kritis dan kritik. Dari awal, memberi waktu 5 menit untuk menjelaskan dari masalah (latar belakang) sampai akhir skripsinya mau jadi apa, auto mahasiswa diam. “Jika belum yakin, lebih baik mundur”, tukas beliau. Dan imbuhan terakhir, “Ganti kerangka teori, karena ini tidak ada teorinya sama sekali”. (Padahal dua lembar itu adalah tulisan, yang menurut mahasiswa sudah lengkap, seperti toserba). “Baik, Pak”, jawaban yang singkat. Masih saja ada pelengkap, “Saya tidak paham skripsi anda”, sambil menggelengkan kepala plus senyum tipis. (Mahasiswa cuma bisa mengangguk).

Koordinatif
Dari awal senyum, ditambah pesan (hasil dari tanya-tanya senior) tentang tipe dosen. Perlu sangat! Wahai teman-teman. Bertanya ke senior, membuat kita PD atau minimal ada bekal. Tapi bisa jadi sebaliknya, jadi insecure. “Bapak itu baik”, jelas kaka tingkat. Itu yang membuat mahasiswa posistive thingking. Dosen tipe ini, menyuruh mahasiswa menjelaskan, lalu menunjukkan hal yang kurang tepat, tidak ada kata yang menjatuhkan, ketika tidak tepat-diluruskan. Dan diakhir mengucapkan selamat. “Selamat sudah menuntaskan ujiannya”, senyum lebar. Dan ada yang terlewat teman, dosen yang penulis sebut koordinatif ini, bisa dilihat ketika dihubungi (chat); responsif (tidak menunggu satu hari satu malam), notif centang biru ‘on’, dan disini penulis menyebut ‘saling menguntungkan dosen-mahasiwa’.

Demikian, secuil tipe dosen yang ditemui di semester akhir. Semoga bisa melalui setiap tahap ya teman-teman. Apapun yang dihadapi, Siapapun dosennya. Kuncinya di diri kita (sendiri).
Wallahu a’lam, Semoga bermanfaat...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton