Mahasiswa yang Sedang dan Pasca Menjalani Skripsi

Judul diatas menggambarkan suatu kata, “Revisi”. Sewajarnya, mahasiswa melakukan revisi setelah sidang. Ada yang bilang, “Karena tidak ada yang sempurna”. Namun juga tidak jarang yang tanpa revisi. “Alhamdulillah”. Revisi didapat saat sidang atau ujian, dan mau tidak mau harus diselesaikan/ditunaikan setelah sidang. Sehingga bisa tuntas, “tanggung jawab pribadi mahasiswa”.

Apa saja sih yang termasuk dalam revisi?

1. Abstrak. Mungkin ada yang belum tau format abstrak, seperti penulis, hihi. Ya! Ada lima paragraf, yang tiap paragrafnya adalah kategorisasi. Paragraf pertama, latar belakang atau masalah yang diangkat. Paragraf kedua, tujuan penelitian atau bisa dimasukkan (penjelasan singkat) rumusan masalah. Paragraf ketiga, metode apa yang diambil peneliti. Paragraf keempat, adalah hasil penelitian. Yang terakhir, paragraf kelima—kesimpulan. Ingat! Perbedaan hasil dan kesimpulan. Hasil adalah dari penelitian murni, sedangkan kesimpulan adalah dari diri peneliti dalam memandang penelitian yang telah dilakukan. Misalkan, “Hasil penelitian adalah 20 %”. Kesimpulannya, pengaruh terapi taubat tidak relevan karena tingkat kesembuhan yang ditunjukkan tidak mencapai standar”. (Hanya sebatas contoh dari penulis gais, silahkan manteman mendeskripsikan). Kalau penulis, direvisi karena abstrak yang tidak sesuai format, semua paragraf adalah ‘isi’.

2. Footnote, usahakan mengutip dari buku langsung. Meskipun dari jurnal atau skripsi yang juga jelas sumbernya, dari segi URL dan kelengkapan catatan (sumber). Tapi jika ditemukan oleh dosen yang kritis, bisa menimbulkan koreksi dan pertanyaan, “Kenapa tidak mengambil dari buku langsung?”, “Apa maksud anda menuliskan sumber ‘BAB II’?. Tidak diperkenankan penelitian demikian gais.

3. Ciptakan happy ending. Penulis cenderung memunculkan permasalahan. Yang diharapkan penguji, adalah ada masalah-adapula solusi. “Buatlah happy ending pada penelitian anda. Sayang sekali, sudah nulis banyak lembar sampai ratusan tapi tidak ada solusi”, ungkap Bapak Penguji.

4. Seperti biasa namun vital. Yaitu, tata letak penulisan, sistematika urutan, dari cover sampai lampiran harus jelas, halaman, daftar isi, lembar pengesahan jangan sampai terlupa. “Usahakan tidak ada typo (.)”.

Hanya itu yang bisa dibagi, berbagi yang tidak seberapa. Semoga bermanfaat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton