Pertanyaan yang Familiar dalam Sidang Skripsi

Para mahasiswa tercintah, pernah merasa pertanyaan sidang skripsi hanya begitu-begitu saja? Eits, begitu-begitu saja gimana (?) Semua butuh berpikir keras untuk menjawab pertanyaan dosen yang tak terpikir sebelumnya. Tapi penulis hanya sharing, berdasarkan pengalaman, yang baru saeutik (sedikit). Sebelum menjadi skripsi yang tuntas, dan dinyatakan lulus, penelitian mahasiswa diuji ketika ujian proposal (pre-test) dan ujian munaqosyah (post-test).

Mungkin ini hanya sebatas opini, tak mengapa. Barangkali bisa jadi referensi hihi...

1. Apa latar belakang dari penulisan skripsi anda?
Pertanyaan yang pertama dilontarkan. Acap kali, dosen memberi kalimat tanya demikian. Jadi, penting sekali poin pertama ini, karena menjadi awal dari penulisan dan akan membawa penulisan selanjutnya. Dari dosen, senior dan penulis meyakini, jika latar belakang sudah mantap dan dikuasai, insyaAllah langkah selanjutnya mudah. Dari penulis sendiri, menulis latar belakang memiliki waktu yang terlama dari sepanjang perjalanan nulis skripsute.

2. Dari pertanyaan nomor satu, akan lahir pertanyaan; “Sebenarnya permasalahan anda apa?”, ungkap dosen penguji. Entah memang beliau belum paham, atau menginginkan mahasiswa menjawab lebih tegas dan dengan referensi/rujukan sumber. Ketika menjawab pertanyaan dari penguji, terkadang rasa dalam diri akan mempengaruhi tanggapan dosen. Misalkan, mahasiswa menjawab dengan maksud untuk menjelaskan, adalah tepat. Namun adakalanya, mahasiswa merasa kesal dan ingin menaklukkan dosen, maka dosen akan menambah pertanyaan, dan membuat mahasiswa down. Mungkin ini sebatas opini, tapi inilah rasa yang pernah ada di mahasiswa (penulis). Mahasiswa harus pintar, dalam arti tau mana pertanyaan dosen yang harus dijawab (dijelaskan), dan saat kapan hanya diam dan mengiyakan.

3. Metodologi  yang anda gunakan apa?
Mahasiswa harus pintar mengaitkan satu sama lain, antara penelitian dengan metodologi. Misalkan menggunakan; Penelitian kualitatif, maksudnya bagaimana (?). Salah satu trik, mahasiswa menjawab dibagian mana yang menunjukkan (penelitian) kualitatif. Jika kualitatif dan berbasis literatur, bisa jadi timbul pertanyaan, “Sudah pasti semua buku ini kamu baca?”, lebih baik jawab dengan mantap “Sudah”. Sekalipun belum beres semua, asalkan tau dimana poin yang diambil dari buku tersebut. Atau ketika blank, jangan lupa senyum sekalipun tidak menjawab.

Hanya tiga poin yang menurut penulis familiar. Karena itu yang muncul ketika proposal dan munaqosyah. Meskipun ada saja, pertanyaan yang tidak diduga-duga, membuat mahasiswa mati kutu. Kebetulan penulis diberi pertanyaan, “Adakah solusi dari penelitian anda? Sepertinya ini berisi masalah semua, tidak ada happy-nya.” Mahasiswa saat itu hanya bisa terdiam, dan dosen membalas senyum, lalu menututup majlis tersebut.

Banyak pertanyaan yang bersifat meyakinkan saja, tidak perlu menjelaskan panjang lebar. Terkadang ini mengecoh. Ketika mahasiswa sudah menjelaskan, tapi yang di maksud dosen tidak demikian. Oleh karena itu jawaban ‘iya’ atau ‘tidak’ (saja) adalah cukup.

Sedikit addition, untuk porsi tiap BAB dalam skripsi.
BAB I, pastikan menguasai seluruhnya. Bab pertama ini, yang sering revisi dan menentukan nasib tulisan atau bab selanjutnya.
BAB II, jarang  sekali dibahas ketika sidang. Ada dosen yang mengungkapkan, “Ini sudahlah, tidak perlu dikoreksi. Pasti benernya”. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk dosen penguji yang lain.
BAB III, juga termasuk vital. Bagaimana menjelaskan langkah penelitian sehingga anda (mahasiswa) bisa menyimpulkan sebuah hasil.
BAB IV, inti secara keseluruhan atau hikmah apa yang bisa diambil dari penelitian. Ada juga, dosen yang kebetulan menemukan keganjalan di BAB IV, di bagian hasil. Seperti penulis, tidak mencantumkan solusi. Itu akan berpengaruh pada rumusan masalah, yang diutus untuk menambah poin. Sehingga menjadi bahasan di dalam BAB IV.

Sekian saja bertele-telenya. Hal yang diluar diri dan imajinasi diri adalah lebih-lebih... Mungkin tulisan ini tidak cocok untuk mahasiswa teknik, atau sejenisnya

Komentar

  1. Aaaaa hubas keren banget postingnya rajin! harusnya lebih banyak yg tau nii bermanfaat banget blognyaa.. Semangat teruuss🤗🌻

    BalasHapus
  2. Ichh., Hubas ajengggg😊😊

    BalasHapus
  3. Maaciww, semoga yup🤗

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton