Jalan Jauh Jangan Lupa Pulang, Ya!
Ada serial baru nih di bioskop yang baru saja rilis di tanggal 2 Februari 2023, yaitu film “Jalan Jauh Jangan Lupa Pulang”. Aku selalu suka sih dan bilang “KEREEN” sama film yang disutradarai Mas Angga Dwimas Sasongko. Seperti film sebelumnya yang menyedot banyak penonton adalah Mencuri Raden Saleh. “Bagus banget videografinya, banyak kejutan adegan yang ga ketebak kayak film Indo lain. Selain itu juga ga ada scene yang bosenin”, tak habis-habisnya aku mengelu-elukan.
Film JJJLP (Jalan Jauh Jangan Lupa Pulang)
dimainkan peran utama; Aurora. Aurora adalah anak Indo. Dia, tiga bersaudara. Serial
JJJLP ini kondang dengan film yang mengangkat masalah di dalam keluarga. Termasuk
Aurora yang ingin sekali kuliah di LN, namun tidak mudah mendapat restu
keluarga.
Aurora sangat senang dan bersyukur saat
mendapat ijin untuk kuliah di London. Ia membahasakan rasa senangnya seperti
“mendapat tiket pembebasan”. Tau kan gimana rasanya lagi ngebet kuliah tapi
ditahan-tahan. Pas boleh, rasanya seperti burung yang terlepas dari kungkungan
sangkarnya.
Iya sih, di sangkar sama dengan diberi
kasih sayang. Namun, sejatinya dalam diri ingin bebas, mencoba mandiri, belajar
dari dunia luar, ketemu hal-hal baru. Bukankah begitu tujuan belajar (apapun)?
Tapi ingat, banyak kesejatian yang tertutupi kepentingan: keegoisan dan
keinginan di luar diri kita. Seperti yang dialami Aurora. Keyakinannya untuk
bisa bersekolah di LN dan mengejar cita-citanya tidak berjalan mulus. Mulai
dari family, friendship, and relationship (love story).
***
“Bisa ga sih dimatikan hapenya?”, tanya Jem
dengan nada tinggi. Jem adalah pacar Aurora. Mereka sama-sama suka seni dan
memutuskan untuk saling membantu di dalam studi dan perasaannya. Ya tau kan
gimana asmara? Bersatunya dua insan itu tidak mudah gais, pasti ada mulu
masalahnya. Jem kecewa karena karya lukisnya tidak terpilih. Eh, marahnya sampe banting
hape pacarnya.
Hape Aurora selalu bunyi lantaran chat dan
telpon dari ayahnya. Ayahnya selalu menanyakan kapan selesai kuliah dan kapan
pulang ke rumah. Perihal relation belum kelar, masalah keluarga
juga terus mengikuti.
(Relation gitu amat. Menurutku, hal
begini yang belum membuat mental saya kuat semisal memutuskan untuk built
relation with whom I loved. Huh).
Setelah muak dengan masalah dan masih beranjak
ke masalah selanjutnya. Aku kasih hal yang menyenangkan dan pastinya membuatku sadar.
Yaitu sosok teman yang selalu ada di samping Aurora. Kit dan Honey adalah teman
Aurora di London. Mereka yang men-support dan menerima Aurora setelah
kabur dari kemarahan Jem. Ini mungkin hanya satu cuplikan di scene depan
layar. Namun cerita pertemanan mereka sudah dimulai sejak pertama Aurora
merasakan ‘pembebasan’ yang belum benar-benar bebas.
Aurora ikut tinggal di Flat Kit dan Honey
setelah lari dari kemarahan Jem. Tak disangka, saudara dia datang
dari Indo. Mereka, Kak Angkasa dan Awan (adek) datang untuk memastikan kabar
Aurora baik dan ingin mengajak pulang kembali ke Indonesia atas perintah
ayahnya. Sudah dua bulan terkahir Aurora tidak memberi kabar dengan keluarga.
Jika di LN tidak kuliah bener-bener lebih baik pulang. (Orang tua mikir
seperti itu adalah jalan yang terbaik)
Tidak ada satupun yang tau bagaimana
perasaan, perjalanan dan pengorbanan Aurora saat berjuang di tugas akhirnya.
Namun semua orang menyudutkan, termasuk kakak-adiknya. Ia tidak pernah
mengobrol bersama. Tanya apa yang sebenarnya diinginkan oleh hati satu sama
lain. Semua hal disamakan dan diselesaikan dengan treatment yang sama
dan pada umumnya. Emang belum banyak orang paham hal ini sih. Praktik
langsung dalam memahami orang lain.
Aurora mengungkapkan kagumnya kepada Honey
dan Kit pada Kakak dan Adiknya. Mereka sebetulnya sama dengan Aurora, sama-sama
perantau. Namun mereka bahagia dan siap menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Mereka tidak dituntut oleh siapapun. Tidak adanya orang terdekat membuat mereka
tau apa yang mereka harus lakukan saat terhimpit masalah. Menurut Aurora itulah
hidup.
Saat Kak Angkasa dan Awan tahu, mereka baru
sadar. Seberjuang itu Aurora di negeri orang. Ia sekolah, menyelesaikan tanggung
jawab, dan menutupi apa-apa yang rumpang akibat dari perbuatannya. KOMUNIKASI-MEMAHAMI-PEDULI-BERTANYA
TANPA JUDGEMENT TERLBIH DAHULU: jamak orang tau dan lumrah. Namun, kenapa masih
saja ada masalah yang digadang karena hal-hal di atas? Menurutku, jika masalah
itu lumrah, kita harus melumrahkan untuk menyelesaikan dong. Melumrahkan
menyelesaikan tentu dengan cara-cara yang tidak hanya satu, tidak seperti
keinginan orang tua saja, atau seperti pada umumnya. Bagaimanapun caranya,
harus diselesaikan ‘dengan baik’.
**
Aku ingin sedikit berbagi apa yang
kurasakan sebelum nonton filmnya Mas Angga Sasongko. Aku merasa ‘ko pas banget
waktunya’. Ada dua hal nih,
Pertama-Aku mengikuti kelas Bahasa Inggris. Di kelas
itu sedang membahas tema “Friendship”. Salah satu pertanyaan yang dilontarkan dari
coach-nya adalah “Bagaimana jika suatu saat nanti teman kamu meninggalkan
kamu?”, sebelumnya juga ditanya “Bagaimana reaksimu jika teman kamu datang pas
ia butuh?” Aku menjawab dengan jelas , “Tidak apa-apa”. Untuk ‘tidak apa-apa’
pertama, kupikir ketika teman meninggalkan itu punya banyak alasan. Karena
bagaimanapun dia punya tanggung jawab atau urusan pribadi. Jadi aku harus
menghormati ketika dia meninggalkan. Untuk jawaban kedua, tidak apa-apa jika
temanku datang ketika ada perlunya saja. Aku bisa berkata seperti ini, karena aku
sering melakukan hal itu.
Aku masih belajar bagaimana menjaga
pertemanan itu. Aku sadar betapa berartinya seorang teman. Aku merasakan pada
diriku berubah sedikit demi sedikit, aku berusaha menunjukkan butuh dan aku
berusaha ada. Saat aku sudah memutuskan memilih seseorang yang menurutku teman
baik. Dia selalu ada di hati dan doaku. Tanpa harus aku mengucapkan. Sesekali
aku share info. Ya itulah yang kubisa, inpo-inpo. Haha jadi mellow
ya.
Kedua-tentang mahasiswa yang udah nyaman
di LN dan ga mau balik ke Indo. Mereka mungkin sudah menemukan kenyamanan di
negeri orang. Atau, mereka seperti Aurora nyaman dan masih berjuang menyelesaikan
tanggung jawab, entah kerja atau studi. Nah ini juga memantik ke tweet war yang
muncul belakangan. “Mahasiswa yang mendapat beasiswa L**P di luar negeri pada
ga mau pulang.
Mahasiswa L**P yang ga mau balik, perlu
ditanya sih. Kenapa? Bagaimana kegiatan disana? Bagaimana jika kembali ke
Indonesia? Bisa menggunakan gaya Mas Angkasa setelah tersadar jika Aurora juga
butuh didekati dan ditanya baik-baik. Satu lagi, aku kemarin dapat link tontonan
di YouTube tepatnya channel Endgame serial Gita Wirjawan yang mendapat guess
Bagus Muljadi-sedang membahas topik yang hype ini. Aku ga banyak review ya, soalnya aku belum
beres nonton.
Lagu "Kembali Pulang" by Feby Putri |
Komentar
Posting Komentar