Pesan "Lingkungan" dari Film Avatar "The Way of Water"
“Film Avatar keren banget. Scene yang aku suka adalah ketika ada peran Payakan.”
Payakan
adalah ikan yang sangat besar. Dia hidup di laut yang dalam bersama
keluarganya. Keluarga Payakan Bernama Keluarga Tulkun. Keluarga Tulkun selalu
bersama. Seperti Payakan yang berenang bersama Ibunya. Payakan sangat
menyayangi induknya. Saat berenang, induk Payakan tidak pernah meninggalkan
Payakan di belakang. Merekapun berenang beriringan.
Singkat cerita, keluarga Jake Sully
dan keluarganya pindah ke Pulau para suku Metkayina. Sebelumnya, Jake Sully dan
keluarga tinggal di daerah hutan. Jake Sully terkenal dengan sebutan Toruk
Makto, penguasa Suku Na’vi. Dia bertugas menumpas bangsa langit yang ingin
menumpas kehidupan hutan. Ia menjadi buronan bangsa langit. Sehingga ia dan
keluarganya pindah ke daerah lautan. Mereka ikut Suku Metkayina yang dipimpin
oleh Tonowari dan isterinya; Ronal.
Kehidupan di laut tentu sangat
berbeda dengan kehidupannya di hutan. Keluarga Jake Sully harus beradaptasi.
Mereka memulai kebiasaan menyelam. Mereka juga harus menjaga attitude bangsa
laut agar mereka diterima menjadi anggota bangsa laut.
Jake Sully dan keluarganya cepat
menguasai teknik menyelam. Terutama putranya, Loak. Loak di satu kesempatan
diajak oleh putra Tonowari. Kejadian yang awalnya hendak mencelakai Loak di
laut lepas, malah membuatnya bertemu teman yang luar biasa. Di laut lepas itu,
Loak nyaris tak terselamatkan oleh kebuasan ikan laut dalam. Ia diselamatkan
oleh Tulkun. Ia tak sadarkan diri. Ketika terbangun, ia sudah terlentang di punggung
Tulkun. Ia pun bisa kembali ke daerah penduduk diantarkan oleh Tulkun.
Pengalaman Loak bertemu Tulkun sulit
dipercaya oleh penduduk Metkayina dan keluarganya. Tulkun yang diceritakan Loak,
diperkirakan bernama Payakan. Penduduk Metkayina tau, jika Payakan adalah
pembunuh para tulkun yang lain. Sehingga Payakan tidak lagi di Metkayina.
Payakan telah diasingkan oleh mereka.
Loak tidak peduli anggapan orang
lain. Loak sering menghabiskan waktu dengan Payakan. Loak mendapat kesempatan
masuk ke dalam mulut Payakan. Penduduk Na’vi memiliki keistimewaan. Mereka
memiliki rambut atau semacam syaraf yang bisa disambungkan dengan makhluk lain.
Rambut Loak disatukan dengan rambut (syaraf) milik Payakan. Tidak disangka Loak
dibawa ke masa lalu Payakan.
Loak melihat apa yang sebenarnya
terjadi. Apa yang menyebabkan Payakan diasingkan. Bangsa Langit (manusia yang
menggunakan mesin lengkap dengan peluru penembak spesies paus. Satu peluru yang
berbentuk jangkar besar menghunus sirip Payakan. Ia meronta-ronta sembari
melihat saudara-saudara terbunuh dengan peluru yang melesat ke arah tulkun
lain. Inilah yang menjadikan Tulkun hidup dengan satu sirip.
**
Teman-teman,
apakah tau minyak ikan? Atau pernah mengkonsumsi secara langsung?
Dari film Avatar dan penangkapan
Tulkun di atas, ada pelajaran yang mungkin saja belum banyak orang tau. Jika
melihat sejarah, penangkapan Tulkun itu menceritakan pemburuan paus secara
besar-besaran. Salah satunya di Samudera Arktik. Sekitar tahun 1800-an menjadi
puncak dari perburuan. Sebanyak 60% paus di lautan telah ditangkap. Mereka
diburu untuk mendapatkan minyak anti aging dan tulang-tulangnya sebagai bahan
korset.
Walaupun aksi ini sudah sejak zaman primitif, sekitar 3000 SM. Namun tidakkah sadar dampak yang ditimbulkan? Ekosistem di dalam laut menjadi tidak seimbang. Meskipun manusia diperbolehkan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Namun,menjadi perilaku yang tidak dibenarkan jika niatnya untuk memperbanyak kekayaan pribadi atau satu perusahaan.
Setidaknya mengetahui gimana kondisi lingkungan (ekosistem) hari ini, membuat kita sadar. Kita bisa memanfaatkan sesuai kebutuhan. Adapun informasi lain yang cukup melegakan, yaitu ada upaya untuk penangkaran ikan. Sehingga, paus bisa tetap dikembang biakkan, diawasi, dan dipanen sesuai dengan umur dan ketentuan.
Jangan
kira hewan di sekeliling kita tidak menyeimbangkan kehidupan kita ya? Tentunya
dengan membiarkan mereka tetap lestari.
Komentar
Posting Komentar