True To Do #Day 23


Program yang 'insyaallah', walaupun baru obrolan

Diskusi bersama Mama

Sebelum terjadi obrolan yang renyah, diskusi yang membuat saya suka dan mati kutu. Saya setor disimak Baba. Pengalaman yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Saya ngaji satu kebet (halaman), sampai setengah jam atau 20-an menit. Makharijul huruf, alon-alon. Pesan Baba. Ya Allah, padahal belum sempurna hafal. Tapi pas disimak Baba, bisa mengaitkan dari satu ayat ke ayat yang lain. "Bacanya pelan sambil berdzikir, mikir", sesuai syiir Al-Qur'an pesantren Al-Baqoroh Lirboyo. Rasane bungah, matursuwun Baba.

"Aku dandani makharijul huruf setelah kuliah, koyo kuwe. Bendino ngaji ngadep guru, durasine 2 jam, 9 sasi lagi lebar, ngatamno ngaji Qur'an. Nek kuwe ngaji alon-alon, Nek dijak cepet podowae iso. Makhraj seng samar, ج  dan ز, د dan ذ. " Dieling-eling, Sa...
(Saya memperbaiki makharijul huruf setelah kuliah, seperti kamu. Setiap hari ngaji di hadapan guru selama 2 jam, jadi 9 bulan saya baru selesai menghatamkan ngaji Qur'an. Kalau kamu, ngaji pelan-pelan. Nanti diajak cepet juga bisa. Makhraj kamu yang samar, ج  dan ز, د dan ذ." Dingat-ingat, Sa...)

Setelah disimak Baba (nambah), saya baru ngaji deresan. Berganti, yang nyimak adalah Mama. Ngajinya Alhamdulillah alon-alon, kebawa dari ngaji bersama Baba. Sekitar setengah 7, baru mulai deresan. Mungkin 20-30 menit, dapat dua lembar. Berbeda dengan Baba sebelumnya, setengah jam satu kebet

**

Obrolan yang lama. Sampai 45 menit, bersama Mama. Di pagi hari. Saya utarakan yang kurang enak dulu. Saya mencoba diskusi, tanya seputar jurusan, bagaimana aplikasi di pesantren. "Jangan psikoterapi ya Mbak", pesan Mama. Karena psikoterapi butuh lisensi, dan untuk orang ahli, terlebih yang ditangani adalah orang yang memiliki gangguan atau kasus. Mama mencoba menjelaskan, bahwa disini secara mayoritas bukan orang atau santri yang memiliki gangguan. 

Yang perlu digarap adalah santri yang bisa dikembangkan, untuk produktif, mendayagunakan diri. Disebut "Will being", kalau di psikologi. Sehingga orang itu memiliki semangat juang, hope, happiness, dan bisa berkarya atau mencipta. Harapan untuk persembahan pada santri nanti. Dalam benak saya, bismillah

Saya berpandangan, memang Mama, orang yang suka gerakan atau perubahan, dalam bentuk organisasi (acara), kurang lebih. Setelah itu, diamati, dibuat riset. Mama berulangkali mengatakan, "Saya punya dasar, setiap dalam tindakan yang saya ambil. Saya tidak kosong, saya tidak berhenti belajar, sehingga pengetahuanpun selalu terbaru." 

"Semangat mahasiswa yang baru lulus S1 memang menggebu-gebu. Tapi untuk survive dalam kumpulan (keadaan tertekan, tidak sesuai ekspektasi), itu belum ada. Mau membuat gebrakan, tapi bisanya membandingkan. Tidak ada solusi. Saya amati tiap tahun", ucap Mama dengan senyum. 

Saya tertampar. Ingat, Sa! Jangan over, diskusi sekedar diskusi, menghargai menerima setiap kritikan arahan. Baba-Mama lebih-lebih ilmunya. Luar biasa, saya semakin bertambah ilmu ngegas-ngerem. Jangan terlalu PD, tapi jangan takut memulai.

Mama asik diajak diskusi. Saya tercerahkan, ketika kita sudah merasa punya passion, tidak mau belajar lagi, dari yang lain, dari orang lain, di luar diri kita. Sama saja, dalam kekerdilan. Butuhnya diskusi, adalah mendapat insight, dan arahan. Sehingga komunikasi baik, dan bisa timbul inisiatif, begitu terus. Dan jangan lupa menerima, teguran, tuntutan, aturan, arahan. 

"Makanya LKBM, adalah komunitas. Tidak ada yang menyangkal komunitas. Bukan berbadan hukum, istimewanya ada ahli dan juga scientis di dalamnya, untuk usaha (uluran tangan) kepada Masyarakat", jelas Mama dengan antusias.

Yang tidak kalah membahagiakan, saya sudah ijin pulang. Insyaallah mulai Kamis, sampai saya di Bandung. Mungkin butuh waktu beberapa minggu. Will be okay, usaha sudah ditunaikan, sadar Allah yang meliputi, semoga selalu Allah yang membersamai langkah kaki ini. Laa haula wa laa quwwata illaa billaah...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton