Tulisan Penyambung Silah

Ada saja pikiran yang lewat tanpa permisi. Pikiran yang menyatakan saya tidak legowo. "Saya harus bisa melakukan sesuatu. Saya sudah bulat bahwa saya harus nulis. Karena tidak ada yang bisa dilakukan kecuali sambung kata lanjut sambung kalimat jadi bacaan (karya utuh)", gerutu saya.


Tidak disangka-sangka, biidznilah, ada pesan masuk; 

"Salam, Sania, sedang dimana?," tanya dosen mata kuliah Struktur Insan sekaligus yang memebekali saya menulis jurnal, mengucap lewat WhatsApp.


Alhamdulillah, seketika saya ucapkan. Dibarengi rasa senang, bisa bersilaturahmi lagi, meskipun hanya virtual.


"Saya di kampung Bapak, sedang masa pengabdian. Bagaimana bapak?", saya merespon balik.

"Oh iya, jurnal Struktur Insan semester 5 mau saya publish, boleh?", tutur Bapak.


Percakapan ringan seputar kepenulisan, dan akhirnya saya menyetujui dengan sepenuh hati. Allah dalam pengabulan (kehendak-Nya) memang tidak disangka-sangka. Saya masih ingin studi lanjut, namun belum bisa untuk saat ini. Saat ini fokus untuk tanggung jawab diri, terlebih dalam mengabdi. Berusaha melalui, dan masih bisa belajar. Layaknya kuliah, dari mulai masih menulis lepas, menemani cucu Ibu Nyai yang baru menjadi mahasiswa baru (butuh teman) bisa dibuat sinau meneh  (belajar lagi). Yang terakhir, ada kabar ini, saya masih bisa menulis jurnal.


Ada hal yang perlu diingat dan disyukuri, sekiranya penting. Yaitu, relasi. Dengan niat baik, relasi telah dibangun sebelumnya. Insyaallah ada manfaat dan komunikasi lanjut. "Iya, Allah kabulkan." Silaturahmi dan Menambah Relasi, It's my hobby:)


Judul jurnal: Kemurnian Filantropi Islam Untuk Mencapai Puncak Spiritualitas Masyarakat Dalam Mewujudkan Keadilan Sosial


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton