Celetukan

 "Saya pingin pulang. Tapi ga dapat ijin dari pengasuh pondok. Saya greget banget. Tapi saya tidak sampe nangis", ucap saya beruntun.


"Ya engga lah mba, udah gede. Masa nangis", ucap Mala, teman satu pondok saya yang mencoba menanggapi ekspresi saya.


Jawaban atau respon teman saya itu yang membuat tersadar. Saya terpantik dengan kata itu. "Oh, saya sudah besar ya", ucap dalam batin saya. Lagi! Terucap dari mulut Mala, "Beneran mba, sudah 23 tahun?", tanya dia santai.


Percakapan ringan pun singkat. Seperti teguran atau peringatan. Bahwa saya sudah melewati sebagian fase, perjalanan hidup saya. Di umur 23 tahun, yang banyak sekali tanggung jawab, mau tidak mau menjadi diri yang lebih paham pada diri, berlaku apa, bagaimana, untuk siapa.


Saya sudah bergabung dengan teman-teman pondok, 'ndalem' begitu saya sebut mereka. Dari ucapan di atas, teringat bahwa teman-teman saya jauh di bawah saya (dalam umur). Semoga saja, mereka bisa tahu mana yang bisa diambil atau diabaikan dari saya. Saya juga berdoa, semoga tidak hanya berbicara, tapi berbuat. Dakwah bil haal, seperti pesen Umik (ketika bercerita dulu bagaimana perjalanan dakwah Abah Amin).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton