Kata Kunci "Organisasi"

Organisasi: Seni memahami orang lain, bukan begitu?

Sumber: Quora


Tidak  cuma pintar argumen, tapi juga pintar menyampaikan. Ada yang tau, tapi diam. Ada yang tidak tau, asal bicara, ada yang benar diam karena tidak tahu, dan ada yang tahu benar sekaligus pandai dalam menyampakikan. Sepertinya pilihan terakhir hanya para wali yang bisa.

Tiga kali berturut-turut mengikuti kegiatan pertanggung jawaban organisasi. Acara yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali, di setiap akhir masa jabat organisasi. Sudah tau setidaknya bagaimana pola organisasi tersebut. Sehingga, ketika menilai sebuah organisasi, tidak sekedar sistem yang tepat benar. Akan tetapi bagaimana peran atau tingkah polah di dalam organisasi tersebut. Setuju tidak? Ketika tau kebenaran, selanjutnya adalah belajar untuk menyampaikan.

Ah banyak sekali bicara saya ini. Dalam kenyataan, di sebuah ruangan petak, pengap, berjauhan, tapi masih bisa bertukar pikiran ada saja hal yang tidak normal. Normal  menurut saya ini, bisa didefinisikan kenyamanan menurut banyak orang, tidak menyakiti salah satu pihak, dan yang terpenting; ada kalanya menerima/ngalah. Tapi, tidak terjadi demikian, malah sebaliknya.
 
“Kalau tidak dihargai, saya mundur”, “Kalau kalian berani, saya lebih berani”, “Akan selamanya sama, tidak ada perubahan”, “Jadi ini keliru”. Sedangkan di ujung sana terdengar suara cukup jelas, “Sebenarnya tidak ada yang salah, semua bisa diterapkan dengan landasan”, “Saya melebur”, yang nerocos tadi gimana nasibnya? Ya akhirnya diam. Okelah, anda maunya di bela, tapi tidak mau membela. Tidak normal. Maaf jika terlihat, terdengar serupa dengan ungkapan kekesalan.

Cukup sekian, berharap ketiga kali ikut kegiatan dengan latar belakang sama, berharap ada hal yang lebih baik untuk didapat, dan lebih bisa menerima orang lain, bukan maha benar (diri pribadi) di atas kepentingan orang banyak.

Cerita Malang, Jogja, dan saat ini di rumahkan, yang seharusnya bisa punya cerita tentang Bandung.

Selamat berjumpa, para pejuang!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton