Sulit


Sedang belajar,

Menulis

👾

Kata Mas Putut EA, dalam bukunya "Buku Catatan untuk Calon Penulis", 
"Bisa jadi buku ini hanya semacam block note atau catatan. Buku ini akan menjadi notes-notes saja jika  menulis/mengisinya tanpa rasa gembira dan sesuai keinginan anda. Bukan paksaan." Mungkin, blog ini akan menjadi notes saja, jika tanpa sepenuh hati saya, dalam menceritakan atau menyampaikan maksud. Tambah Mas Putut lagi, "Caranya menulis adalah menulis. Hanya butuh waktu diam, duduk, dan mulailah menulis."

Ada taukid dari dari Cak Rusdi, "Saya tidak tahu cara menulis selain menulis (itu sendiri)." Sesuai dengan komitmen diri saya membuat blog ini. Saya membuat, jika tanpa saya isi atau menulis, berarti saya tidak tahu cara menggunakan blog. Satu-satunya cara adalah 'Nulis'.

Ada juga Pesan Mba Kalis, sepertinya dalam Ig-nya. "Biasa saja dengan stigma orang yang menganggap umur 35 tahun sudah tinggal mengecap nikmatnya. Saya terbit buku pertama kali di umur 27, misalkan teman-teman terbit buku di usia 35 tahun ke atas, bukan sebuah kegagalan atau keterlambatan. Umur bukan satu-satunya patokan!" Kurang lebih begitu..

Saya juga mengiyakan, kata Dekan Ushuluddin, Pak Wahyudin Darmalaksana dalam blog-nya. "Jika sebuah artikel dimuat di website atau terbit adalah kebahagiaan." Kalimat itu termaktub dalam artikel beliau yang membahas mahasiswa Ushuluddin di tahun 2020 ini boleh mengganti skrispsi menjadi artikel jurnal. Jadi, saya merasakan apa itu bahagia ketika tulisan saya di post di website, yang bisa diakses banyak orang. Meskipun di blog pribadi seperti alakadar Gadis Jawa ini. Meskipun lagi, sepakat dengan kata Ka Naufal, "Jangan PD, ada orang yang mau baca tulisanmu." Kalau ada, bonus ya!

Terposting saja sudah bahagia, seperti halnya tanggungjawab yang tuntas. Artinya saya mengepost tulisan, adalah tulisan saya utuh dan selesai. Jika tidak saya post, berarti belum selesai. Seperti rencana nulis saya yang masih ngadat di laptop, banyak sekali judul, atau tulisan yang baru satu paragraf, sudah berganti judul lain.

Lagi-lagi Mas Putut, "Orang yang menulis tapi tidak menyelesaikan dengan utuh satu cerita, bisa jadi orang itu memiliki kebiasaan lari dari tanggungjawab." Modyarr...

Sudah banyak makan quote kan? Hahha, spam. Alhamdulillah sedikit ulasan menulis (ini). Barangkali bisa menemui saya di website dutadamaijawabarat.id, tulisan dengan sedikit berbeda gaya. Tidak sekedar curhat, hihi. Dan salah satu sumber bahagia, seperti yang dikatakan Pak Dekan.

Saya, belajar merangkai kata setelah belajar dari beliau-beliau yang saya sebutkan di atas. "Harus keras dengan diri sendiri, keras dalam arti tanggung jawab. Termasuk dalam menulis. Dan saya juga suka berteman dengan siapa saja, termasuk orang yang tidak suka menulis. Karena orang yang tidak suka menulis, atau siapa saja, orang lain adalah inspirasi menulis saya. Semoga bisa berjumpa dengan orang banyak di luar sana. Saya suka hal baru, dan bisa terpacu untuk menulis" 

Terimakasih atas viewers 2-36 pasang mata, yang entah separuh lebih dari viewers itu adalah saya sendiri🤗


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton