Sudah lama tidak bercanda ya, Mas...

Mas, aku punya cerita banyak. Tapi satu-satu dulu ya, biar selalu ada yang dibahas ketika bertemu. Biar tidak membicarakan tentang 'Kita'.

Aku mendapati kisah bagus, Mas. Dari jejaka yang sekarang sudah menjadi ayah, dan jaka yang sudah menjadi ayah, sekarang sudah tiada.

**

Mas, aku menyebut dia; ayah saja, ya!

Ayah ketika masa mudanya seringkali berkelahi, bikin onar, tidak di rumah tidak di kampus selalu bikin rusuh. Pada waktu remajanya, dia bertato, suka mabok, dan gonta-ganti pacar. Emang begitu ya, Mas, anak muda?

Sudahlah, mungkin itu masa lalu yang dibuat pelajaran. Ayah yang dulunya remaja itu, hebat! Nampak ketika mendapat gelar ‘Ayah’, waktu itu istrinya hamil dan melahirkan putra. Putranya diberi nama Voja.

Ayah itu suka sekali menuliskan kisahnya, Mas. Ada dua judul yang kutemui di bio Ayah itu. Yaitu, “Menikah” dan “Darah”. Kisah pendek yang bersambung menurutku, Mas..

“Aku menuruti keinginannya, untuk di rias ketika menikah dan naik panggung. Karena dia (calon istriku) terlalu baik. Tidak mau aku menolak keinginannya”, kurang lebih begitu Mas. 

-Menikah-

Ada lagi, Mas. 

“Aku takut darah. Ketika aku melihat Voja sunat, dan temannya yang terlindas bis gara-gara mengejar layangan, aku lebih awal tidak sadarkan diri dibanding mereka. Tapi aku berani pada suatu ketika. Saat istriku melahirkan (Voja), aku mendampinginya, sampai melahirkan, lalu aku mengumandangkan adzan di telinga kanan bayi mungilku sekaligus aku membacakan iqomah di telinga kirinya. Selain itu, aku membersihkan jarit dan pakaian istriku yang disitu banyak darahnya. Aku bisa, karena aku tau, istriku sedang tidak berdaya.” -Darah-

Demikian Ayah yang menulis di blog (bio) pribadinya.

((Cerita yang tidak usai-usai. Selalu saja ada yang diutarakan. Jawaban yang tidak lebih dari ‘iya’, dan senyum yang lebih dari ‘iya’. ))

Terimakasih, Mas !

Catch from ‘Aleppo’ (Cinta tanpa hadirnya anak, hanyalah kisah cinta novel remaja)