Barokah #Day 21

Ada hal yang berbeda, ada hal yang sama dari tulisan ini. Saya ungkap kesamaannya dulu, biar tidak bingung. Tulisan yang serumpun dengan tulisan sebelumnya, dengan judul 'Pengabdian'. Seputar kegiatan, dan insight saya dalam mengabdi. Tapi ada yang berbeda; dari judul. Untuk 10 hari terakhir (sesi awal mengabdi), judulnya tidak monoton. Akan mengambil satu sorot, dan digubah menjadi tulisan, dengan judul yang sesuai. Untuk tema, gambaran umum yang erat kaitannya dengan pondok pesantren, santri, ngaji, ngabdi. 



Makanan, semua orang suka makanan. Walaupun dengan selera masing-masing. Jika makanan dikaitkan dengan santri, apa kalimat yang muncul di benak anda? "Santri suka segala macam makanan." Ditambah lagi, tak peduli dalam satu waktu, ketika banyak makanan yang datang, entah dikirim, dikasih (ndalem), meminta teman, atau darimanapun asalnya, bisa dikonsumsi dengan lahap. 

Saya mendengar ungkapan, dari santri putra-putri, ibarat sampel. Ungkapannya kurang lebih, 

"Siniin, pasti saya makan", santri A
"Apa saja, saya suka, Mbak", santri B
"Kamu, semua masuk aaa", santriwati C ke santriwati lain

Suatu malam, saya makan, makan buka puasa. Dasar saya, dengan dalih puasa jadi saya pesen grab food: mie kuah pedas dan tahu walik. Sampailah! Baru setelah isya', saya makan. Tidak hanya grab food itu, saya makan juga masakan yang sudah dijatah: nasi oseng taoge. Malam terus berjalan, ada lagi rejeki datang. Dibelikan Gus martabak dan kue bandung, yaa, umpamanya desert. Alhamdulillah wareg. Lagi, dari ujung tangga ada yang membawa tentengan, seblak yang di-deliv dari teman. Masuk perut juga, tapi Alhamdulillah tidak ishraf. Masih ingat, jadi dua bungkus dikasih ke santri putra. Setidaknya lah ya..

Barokah, atau kebaikan arti sederhananya. Semoga ada pelajaran, dari mulai berbagi, bagaimana welas pengasuh pada santri, bagaimana santri tidak gengsi, neriman (menerima), tidak neko-neko (apa aja mau, karena sudah rekoso, kenapa ketika ada nikmat harus menghindar, ga peduli nikmat apapun--secara terlihat hal baik, tetap diterima). Tapi ingat satu hal. Ketika memang tidak ada (makanan) sama sekali, maka diam dan menahan diri. 

Sekelumit, Santri: Ngabdi-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton