Pengabdian #Day 17

Menemani lagi. Membuat larut. "Sebuah fase. Apakah iya, bertahan atau harus gimana. Iya, Sa. Dijalani". Sering sekali saya mensugesti diri saya.

Di sore hari, dipanggil. "Temani Umik, ternyata ini 1 Dzulhijjah ya, Sa. Kamu tidak bilang. Besok puasa bareng ya", pinta Umik.

Benar kata Mba Nisa, diniatin Ngalap Barokah. Apapun, sekalipun tidak laiknya bagian. Wes diajalani. Ingat, saya bukan siapa-siapa. Diajak buka, sahur bersama, tidak lain pelayan. Manut dulu, Sa.

Dalam harapan, sekiranya, suatu saat bisa mengucap. Menawarkan jasa, tapi apalah daya, inisiatif dan skill harus ada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton