Pengabdian #Day 10

14 Juli 2020

Konyol, Sedikit

Taukah bagaimana rasanya orang yang pup dan diburu-buru. Nyaman tidak? Susah keluar bukan, **i-nya?. Maaf jorok. 

Fenomena di atas, terjadi pada saya. Waktu dhuhur telah tiba, dan saatnya salat dhuhur jamaah dengan Umik. 

"Mbak Asa, jamaah sama Umik", teriak Ummah dari lantai bawah (ndalem bawah)

Saya buru-buru memenuhi panggilan itu. Saya berwudu dulu, tapi sebelumnya pingin pipis. Tidak disangka yang pingin keluar tidak hanya air seni, tapi yang lewat jalan belakang juga. Ketika sudah dengan nikmat yang luar biasa itu, saya tidak bisa menunda, apalagi sudah di dalam kamar mandi. Menurut saya pilihan satu-satunya adalah mengeluarkan demi kelegaan haqiqi. Namun apa daya...

"Mba Asa....", suara Ummah begitu dekat. Ummah sudah di depan pintu kamar mandi.

"Gusti", hanya dalam batin saya menjerit. Auto, yang hendak keluar malah tertarik ke dalam. Enggan keluar dengan gerakan peristaltik (dalam mata pelajaran biologi, gerakan yang alami), peristaltik yang brutal, tiba-tiba malu. Astagaa...

Ingat dengan Bintang Emon? Ya! Dalam salah satu videonya yang menceritakan, ketika ada seseorang yang menggedor pintu kamar mandi dan sudah jelas-jelas ada orangnya. "Ada orang di dalam?, "Masih lama?", "Sedang apa di dalam?." Masa iya harus jawab sedang konser. Tolong lah ya, pasti yang di dalam akan keluar jika sudah selesai. Tidak mungkin lama, sekalipun sedang menangisi mantan orang lain. 

Kembali pada Saia, Alhamdulillah sudah keluar. Intinya yang mengganjal sudah tidak ada. Meskipun belum pendinginan. Karena, saya termasuk kategori yang setelah pup (keluar, semua) tidak langsung beranjak. Biasanya tanda saya sudah selesai tuntas adalah pipis dulu setelah yang itu (terakhir) keluar. Waktu dhuhur itu, tidak sampai tahap itu. Langsung cepat-cepat cebok.

Sampai di ruang tengah, tempat salat Umik dengan santri. Lord Allah,... Umiknya masih di atas kasur, di dalam kamar. Diutus Umik menunggu dulu. Rasanyaaaa, ada sedikit kesal (lebih pada ngakak, ngetawain diri sendiri, pas ingat ekspresi di dalam kamar mandi dan Ummah dengan cemprengnya memanggil nama saya, segala drama, dan laiknya diprank). 

Demikian potret, berusaha memenuhi panggilan tuannya. Tapi apalah daya budak. Lebih dari itu, adalah ciamik ketawa yang ga kelar-kelar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton