Pengabdian #Day 13

Semakin Mantab dengan Jurnalis

Buku yang saya temui di perpustakaan Mama, tentang Jurnalis. Sudah saya baca. Mungkin ada sub bab yang terlewat. Saya senang bukan kepayang. Membaca buku itu, "Jurnalis itu menyampaikan kebenaran dan mengungkap kebatilan", "Ulama: K.H. Wahab Hasbullah, ulama yang terjun dalam dunia jurnalistik. Menyampaikan pesan kebaikan dalam penjajahan", "Jurnalis: Kebenaran dan Kejujuran", "Nabi adalah jurnalis: menyampaikan pesan dari Allah. Jika jurnalis (umum): penyampai berita dari pengamatan dan disampaikan kepada khalayak", "Menampilkan Penderitaan." Nyambung juga dengan sosok, Cak Rusdi. Seorang muslim tidak perlu ragu menekuni jurnalis. Menulis: sekalipun surat yang dibuang ke tong sampah. Tapi satu hal harus diketahui, surat telah ditulis dan dibaca ulang sebelum dikirim. Menulis, "Habbit and Love."

Sebuah Potret

Waktu isya', adzan berkumandang di masjid besar, seberang jalan atau seberang pesantren. Di berbeda tempat, di dalam pesantren terdapat keluarga kecil nan indah dipandang, sedang melaksanakan salat berjamaah di aula pondok. Keluarga Baba, Maa syaa Allah. Khidmat, ada harmoni kuat disitu. "Ya Allah, Alhamdulillah dihantarkan di tempat ini, untuk bertemu beliau-beliau. Guru, Masyayikh, 'alim-'alimah. Usaha menjemput belum usai, wes angger ngaji."

Independen yang terarahkan. 

Saya setoran selepas isya'. Saya lebih awal, pikir saya. Karena di ndalem hanya ada satu santri. Di hari sebelum-sebelumnya seringkali banyak santri putra di ndalem, ngolesi kue kacang produksi Mama. Saya lega, karena malam itu tidak ramai. Malu soalnya, grotal-gratul. Tidak hanya Mama, tapi Baba juga ikut nyimak. Alhamdulillah, terlalui perjuangan itu. "Hafalannya tidak diterima, diulang", tutur Baba. Sakit, tapi Alhamdulillah diingatkan. Ingat sekali mimik wajah Baba. 

Saya berbalik arah. Ternyata, sudah banyak sekali santri putra. Saya memang salah, dipermalukan, memang tempatnya.

Sa, kalau menyerah, Kamu Pecundang!

Allahummarhamni Bil Qur'an... 

Setiap bertahan, tetap ada fase peralihan. Belum tahu nanti. Nyuwun Perlindungan dan Pengampunan dari Panjenengan Gusti. Beralih dari posisi ini menjadi seorang jurnalis. Tidak tahu! Jurnalis Pesantren, ah masa, ah iya. Tidak tahu!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Kesetaraan Dari Abi Quraish Untuk Pasangan Suami Istri

Pengalaman Saya Menjadi Perempuan

Profesor Grafton